Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak Riau (LBP2AR) merasa prihatin dengan kejadian 56 anak sekolah di Pekanbaru yang menyatat tangan gara-gara terpengaruh media sosial.
Ketua LBP2AR, Rosmaini, melihat sisi kejiwaan dari fenomena yang terjadi di sekolah tersebut. Untuk itu ia bersama Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) dan Fakuktas Psikologi UIR mendatangi sekolah tersebut untuk melakukan penyuluhan.
"Setelah kita pelajari ternyata memang terjadi miskomunikasi. Mereka tidak melakukan aksi penyayatan tersebut akibat pengaruh minuman, tapi lebib kepada ikut-ikutan teman melakukan challenge," ujar Rosmaini, Rabu (3/10/2018).
Menurutnya, pengaruh sosial media saat ini cukup besar bagi anak. Jika tidak mendapatkan pengawasan yang baik, maka bisa berakibat tidak baik. "Mereka ikut-ikutan karena melihat sosmed saja. Jadi ini harus jadi perhatian bersama," katanya.
Sebelumnya ramai diberitakan bahwa anak-anak tersebut melakukan aksi itu karena terpengaruh zat yang terkandung di dalam minuman Torpedo. Minuman itu sendiri dijual bebas di sekolah meski ada larangan dijual kepada anak-anak.
Namun setelah diperiksa minuman tersebut negatif mengandung zat-zat yang mengganggu kesadaran anak seperti Benzo.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pendidikan, Kota Pekanbaru |