PEKANBARU (CAKAPLAH) - Setelah dilakukan kajian rekayasa lalu lintas di flyover simpang jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu, Dinas Perhubungan (Dishub) menutup U-turn di bawah jembatan layang itu. U-turn baru akan dibuka secara situasional melihat kepadatan arus lalu lintas.
"Penutupan sebagai salah satu upaya rekayasa lalu lintas yang ada di sekitar persimpangan Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta. Jadi boleh-boleh saja dibuka atau ditutup, karena ketentuannya bisa melihat situasi yang ada. Jadi U-turn itu tidak ditutup selamanya," kata Kepala Dishub Riau, M Tuafiq OH kepada CAKAPLAH.com, Jumat (12/4/2019).
Taufiq mengatakan, U-turn tersebut akan berfungsi pada saat-saat tertentu seperti saat arus lalu lintas di sekitar lokasi padat.
"Jadi filosofi U-turn adalah bentuk tundaan. Karena di sekitar U-turn pastinya pengendara akan menurunkan kecepatan untuk berbalik arah," ujarnya.
"Dinas Perhubungan Pekanbaru melihat untuk saat ini U-turn tersebut pada situasi tertentu lebih baik ditutup. Tapi pada saat tertentu memungkinkan juga untuk dibuka," sambungnya.
Menurutnya, setiap jembatan layang di bawahnya harus ada U-turn. Karena tujuannya untuk pemecah arus jika terjadi kepadatan arus lalu lintas.
"Kalau arus lalu lintas padat, ada tempat untuk beralih ke jalur lain yang lebih lancar. Saya sebagai ahli traffic, saya mencegah untuk adanya U-turn. Tapi harus disiapkan untuk antisipasi terhadap kondisi terburuk, jadi harus ada tempat untuk melepas arus lalu lintas padat," tandasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kota Pekanbaru |