PEKANBARU (CAKAPLAH) - Untuk mengantisipasi masuknya kasus monkeypox alias cacar monyet ke Pekanbaru, pihak Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Riau, telah memasang alat pemindai panas tubuh atau thermal scanner di terminal kedatangan internasional sejak Minggu (11/5/2019) lalu.
Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Jaya Tahoma Sirait mengatakan alat pemindai panas sudah diaktifkan untuk memantau penumpang dari Singapura yang berpotensi terjangkit virus cacar monyet.
"Tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru sejak 2 hari lalu telah melaksanakan pengawasan penumpang yang datang dari Singapore dan mengoperasikan termal scanner untuk mengantisipasi kasus cacar monyet," ujar Jaya, Selasa (13/5/2019).
Ia mengatakan selama 2 hari alat tersebut dipasang, belum ada ditemukan kasus cacar monyet. "Belum ada ditemukan. Sampai saat ini masih nihil," Cakapnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru, Sarifuddin Saragih menambahkan dalam sehari hanya sekali trip penerbangan dari Singapura. Untuk penumpangnya juga tidak tentu, kadang 50 kadang 100.
"Sebenarnya belum ada instruksi Kementrian untuk melakukan pemeriksaan, namun kita saja yang waspada," pungkasnya.
Cacar monyet pertama kalinya muncul di Singapura yang virusnya menginfeksi seorang pria asal Nigeria pada April lalu. Sebelum tiba di Singapura, pria itu dikabarkan menghadiri pernikahan di Nigeria dan bisa jadi makan daging liar yang menjadi sumber transmisi virus. Daging yang dimaksud bisa jadi simpanse, gorila, kijang, burung, atau hewan pengerat.
Virus cacar monyet menular ke orang lain melalui kontak langsung. Masa inkubasi 5-7 hari baru terlihat gejalanya. Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernafasan.
Penulis | : | Unik/Satria |
Editor | : | Hadi |
Kategori | : | Peristiwa, Serba Serbi, Riau |