M Taufiq OH
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Mudik lebaran 2019, moda angkutan udara di Provinsi Riau diprediksi mengalami penurunan hingga 32 persen atau hanya 146.266 penumpang dibanding tahun lalu sebanyak 216.638 penumpang.
Hal ini disebabkan tingginya harga tiket tranportasi udara (pesawat), sehingga masyarakat berpenghasilan menengah kebawah lebih memilih mudik menggunakan angkutan darat.
Tinggi harga tiket pesawat juga mempengaruhi peningkatan angkutan darat sebanyak 3,50 persen atau 124.993 penumpang dari tahun sebelumnya hanya 120.766 penumpang.
"Tingginya harga tiket pesawat memang terjadi pergeseran angkutan lebaran ke jalur darat," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau, M Taufiq OH kepada CAKAPLAH.COM, Kamis (23/5/2019).
Karena menurutnya, masyarakat Riau yang akan pergi ke pulau Jawa, pasti lebih memilih angkutan darat yang harganya lebih murah. "Karena tiket bus hanya Rp600 ribu, sedangkan tiket pesawat mencapai Rp1,8 juta sampai Rp2 jutaan," ujarnya.
Namun pihaknya memperkirakan penurunan penumpang angkutan udara hingga 32 persen itu bisa bergeser, setelah adanya aturan tarif batas atas bawah.
"Awalnya kita perkirakan penuruan hingga 32 persen. Tapi setelah dikeluarkan aturan ambang tarif atas bawah bisa saja orang akan memilih angkutan udara lagi dengan adanya. Mungkin kita prediksi penurunan angkutan udara bergeser 5 persen atau tinggal 27 persen dari 32 persen," paparnya.
Tak hanya itu, lanjut Taufiq, tingginya harga tiket pesawat juga pengaruhi angkutan laut. Dimana pihaknya memprediksi terjadi peningkatan di angkutan kapal RoRo sebesar 7 persen atau 47.625 penumpang dibanding tahun lalu hanya 44.509 penumpang.
"Begitu juga dengan angkutan kapal besar terjadi peningkatan hingga 13,20 persen atau 436.869 penumpang, sedangkan tahun lalu hanya 216.970 penumpang," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |