ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Garis pantai di tiga pulau pesisir Riau yakni Rangsang, Bengkalis dan Rupat mengalami abrasi sepanjang 1 kilometer lebih. Mundurnya garis pantai itu dari Selat Malaka karena disebabkan ombak dan ilegal logging hutan mangrove.
Hal itu dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappenda) Riau, Supriadi kepada CAKAPLAH.COM, Senin (24/6/2019).
"Memang persoalan yang urgen di tiga pulau itu adalah abrasi. Dimana garis pantai kita mundur 1 Km lebih karena abrasi," katanya.
Dia mengatakan, setidaknya tiga pulau itu mengalami abrasi lebih kurang 8-12 meter per tahunnya. Sehingga kondisi tersebut berdampak besar terhadap masalah lingkungan maupun ekonomi masyarakat di sana.
"Itu data yang kita peroleh dari kabupaten, dan ini dampaknya sangat luas dan besar. Karena abrasi sangat berdampak terhadap ekonomi karena lahan kelapa dan karet masyatakat hilang. Termasuk sarana prasarana dan pemukiman terancam kena abrasi," paparnya.
Kemudian dampak lingkungan, lanjut Supriadi, jika tidak ditangani cepat tidak menutup kemungkinan tiga pulau tersebut terancam tenggelam. Karena tiga pulau itu kontur tanahnya adalah gambut jika diterjang ombak bisa habis.
Ditanya penyebab abrasi, Supriadi menyatakan pertama karena ombak Selat Malaka yang sangat besar. Kedua karena pemanfaaat bakau yang perlu dikendalikan.
"Kalau bakau ditumbang maka gambut tak ada pelindung lagi, maka dampaknya abrasi. Ini yang harus ditata ulang, harus dilihat kembali hutan bakau yang rambah itu,"
Disamping itu, sebut dia, mata pencarian masyarakat juga harus menjadi perhatian bersama, sehingga ada pengalihan pekerjaan agar bakau tidak menjadi sumber pencarian masyarakat di tiga pulau itu.
Untuk penanganan abrasi sendiri, Supriadi mengaku tidak bisa dilakukan kabupaten atau provinsi saja, namun harus ada campur tangan pusat.
"Penangan abrasi di tiga pulau itu harus menjadi tugas bersama, harus ada sinergi antara kabupaten, provinsi, dan pusat. Termasuk masyarakat, NGO, penggiat lingkungan dan lainnya," harapnya.
Terkait persoalan itu, tambah Supriadi, Pemprov Riau sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenko Maritim, yang melibatkan kementerian/lembaga terkait, termasuk kabupaten Bengkalis dan kabupaten Kepulauan Meranti.
"Hasil dari rapat itu diputuskan perlu dilakukan langkah bersama untuk pemulihan abrasi di tiga pulau tersebut. Kemudian tahap awal tim dari pusat akan melakukan kajian komprehensif sampai tuntas 2-3 bulan di sana,"
Dari hasil kajian itu, sebut dia, akan menjadi rujukan bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan dan pemulihan abrasi di tiga pulau tersebut.
"Baik itu masalah untuk konstruksi, pemberdayaan masyarakat dan lainnya. Dan penanganan abrasi ini leading sektor di Kemenko Maritim," tutupnya sambil berharap agar upaya pemulihan tiga pulau itu masuk isu strategis nasional di RPJMN 2019-2024, dan Renstra kementerian/lembaga.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Bengkalis, Pemerintahan |