Kabid Dikdas PK-PLK Disdikpora Kabupaten Kuansing, Banjirman SPd MM.
|
(CAKAPLAH) - Kerja keras dari jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai menampakkan hasil. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2019 ini untuk tingkat SMP/MTs, dimana Kuansing berhasil menempati peringkat kedua dari 12 kabupaten/kota se-Provinsi Riau.
Hasil yang membanggakan ini membuat jajaran dinas yang dipimpin Jupirman SPd itu lega dan sangat bersyukur. Pasalnya, hal ini memang sudah menjadi tekad dan komitmen jajaran dinas ini untuk memperbaiki peringkat UN SMP/MTs ini, tatkala Kuansing berada di peringkat terbawah se-Riau tahun 2018 lalu.
"Alhamdulillah berkat kerja keras semua pihak, kita berhasil memperbaiki peringkat hasil Ujian Nasional tingkat SMP/MTs kita dari yang paling bawah tahun lalu menjadi petingkat kedua tahun ini. Apresiasi dan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak, terutama kepada guru dan siswa atas prestasi ini," ujar Kepala Disdikpora Kuansing Jupirman SPd melalui Kabid Dikdas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Banjirman SPd MM dalam perbincangannya dengan CAKAPLAH.com, Rabu (3/7/2019) di ruang kerjanya.
Lantas, apa kiat Dinas Dikpora Kuansing sehingga berhasil meningkatkan kualitas siswanya yang dibuktikan dengan terjadinya lompatan peringkat hasil UN SMP/MTs ini?
Menjawab pertanyaan ini, Banjirman menjelaskan, berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihaknya diketahui bahwa rendahnya nilai UN siswa di Kuansing selama ini pada umumnya disebabkan ketidaktahuan siswa akan bentuk soal. Bentuk soal ini sendiri bersumber dari kisi-kisi yang ada.
"Terkadang kisi-kisinya sudah ada, cuma guru-guru kita untuk mengaplikasikan kisi-kisi itu ke indikator untuk pembuatan soal mungkin tidak bisa, atau kurang paham, atau tidak mendekati sama sekali prediksi yang akan timbul dari kisi-kisi tersebut," ujar Banjirman.
Bertolak belakang dari itu, pihak Dinas Dikpora Kuansing mendatangkan nara sumber untuk membedah kisi-kisi tersebut. Dengan adaya bedah kisi-kisi itu akan menghasilkan indikator dan membuatkan soal yang berhubungan dengan kisi-kisi tersebut.
"Ibarat main bola, posisi bola sudah tahu dimana letaknya, di pojok mana dia berada. Kalau selama ini, orang tahu bola ada di lapangan bola, tapi dimana letaknya tidak tahu," ujar Banjirman menganalogikan.
Maka dari itu Dinas Dikpora Kuansing melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Riau (Unri). Dinas Dikpora Kuansing mendatangkan dosen-dosen Unri sebagai nara sumber untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru di Kuansing. Adapun dana untuk pelatihan ini berasal dari APBD Kuansing. Dalam arti kata, dukungan dari pemerintah sangat membantu sekali.
"Dari awal sebelum kita berkoordinasi dengan pihak Unri itu, judul kita adalah bagaimana supaya nilai UN itu meningkat, bertitik tolak dari kisi-kisi Ujian Nasional 2019. Dari situ titik tolak orang Unri itu, karena itu judulnya mengangkat nilainya. Alhamdulillah berhasil. Soal yang keluar dari kisi-kisi itu tudak jauh dari apa yang dibahas oleh guru-guru kita dengan nara sumber tersebut," jelas Banjirman.
Bupati Kuansing Drs H Mursini MSi didampingi Kepala Disdikpora Jupirman SPd dan Sekretaris Disdikpora Masrul Hakim saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP/MTs beberapa waktu lalu.
Setelah melakukan bedah kisi-kisi pembuatan soal dengan dosen Unri bersama guru-guru itu, lalu diterbitkanlah soal try out ke siswa. "Kita cobakan soal itu kepada siswa. Alhamdulillah, dari soal-soal yang kita ujikan kepada siswa itu, nampaklah kenaikannya dari hasil Ujian Nasional yang dulu," ujar Banjirman lagi.
Meskipun dari try out yang dilakukan tersebut kenaikan hasil sudah nampak, namun hal ini tidak lantas membuat pihak Dinas Dikpora cepat berpuas diri. Upaya lain masih dilakukan yakni dengan mengumpulkan seluruh kepala sekolah melalui Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), bagaimana pula upaya sekolah untuk meningkatkan hasil Ujian Nasional ini.
"Dari dinas telah kita lakukan pelatihan guru-guru dengan dosen Unri. Dari pihak MKKS juga. Sama misinya, dengan juga meningkatkan hasil Ujian Nasional tersebut, dengan cara memanfaatkan dana sekolah, dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) misalnya.
Pihak MKKS juga bekerjasama dengan widyaiswara, ada widyaiswara bersumber dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), ada widyaiswara dari Dinas Pendidikan Provinsi, juga bekerjasama dengan pihak lain, dengan beberapa penerbit. Semua penerbit dirangkul untuk sama-sama membantu supaya nilai ini naik.
Nah, dari hasil Diklat yang dilakukan oleh MKKS bekerjasama dengan widyaiswara tadi, Unri, LPMP Dinas Pendidikan Provinsi tadi itu, juga sama misinya, melatih guru bidang study Ujian Nasional, untuk membuat soal yang mendekati yang akan timbul, yang akan keluar di Ujian Nasional itu. Bertolak dari kisi-kisi itu tadi. Setelah dilakukan pelatihan sekaligus membuat soal itu, langsung diujicobakan lagi ke siswa. Dari hasil dua kali try out itu nampak kenaikan yang signifikan.
"Alhamdulillah berkat doa dan dukungan orang tua wali murid juga," ujar Banjirman.
Banjirman juga berharap orang tua wali murid mendukung program-program sekolah agar mutu pendidikan di Kuansing ini lebih baik dibandingkan dua tahun sebelumnya.
"Saya tidak pula beriming-iming harus mencapai petingkat satu, dua, atau tiga, tidak. Saya hanya ingin bagaimana supaya hasil Ujian Nasional siswa kita itu meningkat dari dua tahun sebelumnya, itu saja. Saya target cuma itu," ujar Banjirman.
Banjirman menyadari betul pepatah bijak yang mengatakan bahwa mempertahankan suatu prestasi itu lebih sulit dari meraih prestasi itu sendiri. Perlu upaya yang lebih keras lagi untuk mempertahankan prestasi yang sudah sangat bagus tersebut.
Untuk itu, pihaknya tetap mempertahankan program tahun 2019 ini untuk menghadapi tahun 2020. Bahkan juga akan menambah nara sumber, yang dulunya nara sumber untuk bedah kisi-kisi itu didatangkan dari provinsi, bersama dengan Unri dan Disdik Provinsi, untuk tahun ini pihaknya juga akan mencari nara sumber ke Pusdiklat Kemendikbud di Jakarta. Artinya, nara sumber itu adalah orang yang langsung membuat soal itu.
"Rencana kita begitu. Kemarin saya sudah hubungi orang Pusdiklat saat kami ada kegiatan di Pekanbaru. Mudah-mudahan dana yang kita anggarkan itu tidak terkena rasionalisasi. Itu harapan kita," ulas Banjirman. (Advertorial)
Penulis | : | Suharman |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kabupaten Kuantan Singingi, Pendidikan, Pemerintahan |