Ratusan warga Palestina mengantre di pos pemeriksaan militer Israel menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem untuk melaksanakan Shalat Jumat, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh masuk komplek masjid.
|
(CAKAPLAH) - Ketegangan terjadi di Masjid al-Aqsha setelah sekelompok fanatik Yahudi melakukan ritual menari dan menyanyi Yahudi saat melintasi alun-alun al-Haram as-Syarif atau tempat suci. Hal itu disampaikan langsung pejabat Departemen Wakaf Islam yang juga bertanggung jawab terhadap situs Islam di Yerusalem, Firas Al Dibs.
Dia mengatakan sekitar 260 orang Yahudi fanatik memasuki kawasan tempat suci umat Muslim saat waktu kunjung harian.
“Kebanyakan mereka adalah anggota kelompok garis keras yang melakukan ritual secara terbuka dan memprovokasi Muslim,” kata Dibs, seperti dilansir kantor berita Wafa pada Kamis (8/8/2019).
Dibs menjelaskan biasanya polisi mengawal orang-orang Yahudi fanatic itu saat berjalan melalui alun-alun halaman Masjid al-Aqsa. Dia juga menilai seharusnya polisi mencegah setiap ritual keagamaan yang dilakukan oleh non muslim di lokasi itu. Namun, teriakan dan penandatanganan berlanjut saat para Yahudi fanatik itu berjalan sampai keluar daerah itu.
Kelompok-kelompok agama garis keras Yahudi juga telah meminta pengikut mereka untuk berdatangan dan masuk ke Masjid al-Aqsa pada Ahad nanti. Di mana hari itu merupakan hari libur Idul Adha, salah satu hari libur paling penting dalam Islam yang bertepatan dengan ibadah haji di Makkah.
Kelompok-kelompok Yahudi berusaha mengambil alih dan menghancurkan Masjid al-Aqsha untuk membangun sebuah kuil Yahudi di reruntuhannya, sebuah langkah yang dapat memicu perselisihan agama di wilayah tersebut jika dilakukan. Andrian Saputra
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.co.id |
Kategori | : | Peristiwa, Internasional |