Gedung Bank Riau Kepri di Pekanbaru.
|
(CAKAPLAH) - Aset dan penyaluran kredit Bank Riau Kepri mengalami pertumbuhan hingga Desember 2018 lalu. Namun pertumbuhan tersebut tidak diikuti bertambahnya laba bank tersebut pada tahun 2018. Kok Bisa?
Berdasarkan data yang diterima redaksi CAKAPLAH.com, total aset Bank Riau Kepri sampai 31 Desember 2018 tercatat sebesar Rp27,41 triliun. Angka ini meningkat sebesar Rp1,92 triliun atau tumbuh 7,54 persen dari nilai aset tahun 2017 yang berjumlah Rp25,49 triliun.
Sementara itu, angka penyaluran kredit per 31 Desember 2018 sebesar Rp16,63 triliun. "Terjadi peningkatan 0,44 persen atau tumbuh sebesar 2,69 persen jika dibandingkan demgan posisi yang sama tahun 2017 sebesar Rp16,52 triliun," begitu yang tertulis dalam data yang diperoleh redaksi CAKAPLAH.com tersebut.
Rupanya pertumbuhan aset dan penyaluran kredit ini tak diikuti dengan peningkatan laba. Bahkan, laba bersih setelah pajak per Desember 2018 mengalami penurunan sebesar 24,66 persen.
"Laba bersih setelah pajak -neto yang diperoleh per 31 Desember 2018 tercatat sebesar Rp342, 32 miliar jika dibandingkan perolehan laba bersih pada posisi yang sama tahun 2017 sebesar Rp454,39 miliar maka terjadi penurunan laba bersih sebesar Rp112,07 miliar, atau terjadi penurunan laba bersih sebesar -24,66%," begitu info yang tertulis.
Kondisi tersebut menjadi pertanyaan bagi pengamat ekonomi Universitas Riau, Edyanus Herman Halim. Menurut Edyanus, para pemegang saham mesti mendalami kondisi ini agar Bank Riau Kepri bisa menjadi lebih baik. Apalagi, para pemegang saham ingin melakukan konversi dari sistem konvensional menjadi sistem syariah.
"Lebih baik diperdalam dulu kondisi bank konvesional sekarang. Saya dapat kabar, laba 2018 itu turun. Nah, bagaimana nantinya kalau memang konversi, itu bisa membuat laba menjadi lebih baik," ujar Edyanus seraya menyarankan agar masyarakat melakukan kupasan-kupasan tentang bank daerah ini.
Sementara itu, salah seorang praktisi perbankan yang pernah berpengalaman lama berkecimbung di Bank Riau Kepri, Bemi H, menyebutkan bahwa penurunan laba Bank Riau Kepri ini perlu mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dan para pemegang saham. Dan untuk membenahi kondisi tersebut, sambungnya, perlu dilakukan penyempurnaan pengelolaan.
"Kuncinya agar kondisi ini bisa baik adalah penyempurnaan pengelolaan pengurus," singkatnya.
Sementara itu, dari data yang masuk ke redaksi tadi, disebutkan juga terjadinya penurunan laba itu disebabkan beberapa hal. Antara lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) murah dari dana Pemda sudah mengalami pergeseran, ketatnya persaingan merebut likuiditas, pendapatan bunga kredit yang belum optimal dan beberapa faktor lainnya.