PEKANBARU (CAKAPLAH) - Usai mahasiswa Fisip Universitas Riau melakukan aksi unjukrasa memprotes persoalan kabut asap Riau, kini giliran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Pekanbaru menggelar aksi serupa di gerbang masuk kantor Gubernur Riau, Kamis (12/9/2019).
Koordinasi Lapangan Aksi HMI MPO Cabang Pekanbaru, Jiwanda AI menyampaikan, kondisi Riau saat ini menjadi negeri kepungan asap.
"Masyarakat Riau direnggut kesehatannya, masyarakat terhenti aktivitasnya dan masyarakat Riau dibunuh secara perlahan karena asap," katanya dalam orasinya.
Karena itu, para mahasiswa yang terhimpun dalam HMI MPO itu mendesak Gubernur Riau untuk melakukan optimalisasi kinerja tim penertiban perkebunan ilegal, dan tegas menolak segala bentuk konspirasi yang berpotensi terjadi di dalam pelaksanaannya.
Kemudian mahasiswa meminta kepada presiden mengeluarkan kebijakan konkrit yang terbaru mengenai Karhutla. Serta melakukan pengawasan intensif terhadap proses hukum seadil-adilnya kepada korporasi yang terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan serta perusakan lingkungan.
"Kami juga mendesak LAM Riau untuk mencabut gelar adat (Datuk Setia Negara) kepada Presiden RI, karena kegagalannya menangani Karhutla di Riau," teriaknya.
"Kami di sini menuntut hak-hak kami, hak berhapas tanpa asap, menuntut kesehatan karena kabut asap," ungkapnya.
Pihaknya juga merasa sedih, dengan kondisi kabut asap seperti saat ini anak-anak sekolah terpaksa diliburkan. Meskinya mereka bisa mendapatkan pendidikan.
"Kami merasa sedih diambil hak kami dan anak-anak sekokah diambil oleh pembakar hutan. Namun otak pelaku pembakar lahan tak pernah diproses secara hukum," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, mahasiswa mendesak masuk ke dalam kantor Gubernur Riau ingin menemui Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.
Namun usaha mahasiswa belum berhasil, karena pihak keamanan tidak mengizinkan mahaswa tanpa seizin petinggi di Pemprov Riau.