Rapat Pelacakan dan Konfirmasi Masalah Gizi di aula Kantor Dinkes Bengkalis, Kamis (12/9/2019).
|
BENGKALIS (CAKAPLAH) - Sekitar 17,8 persen anak umur 0 sampai 2 tahun di kabupaten Bengkalis dilaporkan mengalami gagal tumbuh secara baik atau stunting.
Data tersebut merupakan laporan seluruh Puskesmas yang diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis per September 2019.
Kepala Dinas Kesehatan dr Ersan Saputra melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Eji Marlina, S.Psi, M.Si, M.Psi mengatakan, kasus temuan gagal tumbuh secara baik atau stunting di Kabupaten Bengkalis mencapai sekitar 17,8 persen dari 14.323 anak yang direkap berdasar status gizi.
"Kita di Bengkalis masih sekitar 17 sekian persen, tapi dari 17 persen stunting ini baru 24 persen data sasaran yang terinput. Sedangkan sasaran kita ada 57 sasaran, belum 50 persen," ungkapnya.
Dikatakan Eji Marlina, permasalahan stunting disebabkan banyak aspek. Salah satunya oleh gizi kronis (kekurangan gizi).
"Kekurangan gizi bisa disebabkan karena keterbatasan ekonomi atau keterbatasan pangan. Kemudian faktor lingkungan seperti air bersih, sanitasi, dan lingkungan yang tidak bersih. Juga ditentukan oleh pola asuh, pola makan, seperti orang tua yang tidak memberikan ASI eksklusif atau pemberian makanan pendamping ASI yang tepat atau gizi yang tidak seimbang juga menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya anak stunting," ucapnya.
Lanjut Eji, dalam upaya mengatasi masalah stunting ini harus melibatkan berbagai pihak atau lintas sektor. Agar sinergi dan berintegrasi dalam penekanannya tidak hanya Dinkes atau satu dua instansi saja tetapi melibatkan instansi terkait yang berkepentingan. Dan diharapkan tidak ada lagi ditemukan anak yang gagal tumbuh.
Disampaikan Kabid Kesmas, upaya yang dilakukan saat ini ada dua strategi besar adalah intervensi gizi, dan diprediksi hanya menyelesaikan masalah stunting sebesar 17 persen. Sedangkan keterlibatan lintas sektoral dalam mengatasi masalah stunting ini akan memberikan kontribusi diprediksi mencapai 70 persen dan sisanya adalah kontribusi lainnya.
"Sehingga mengatasi stunting anak harus melibatkan lintas sektoral, contoh pola perilaku hidup bersih di lingkungan masyarakat tidak hanya pada Dinkes merubah pola pikir, akan tetapi juga ada peran dari pemerintah desa atau instansi lainnya seperti membangun sanitasi dan sebagainya," katanya lagi.
Sementara itu, dalam rangka mengatasi stunting, Dinkes Bengkalis sudah melakukan rapat bersama dengan tim dari Dinkes Provinsi Riau, Kamis (12/9/2019). Hadir Kepala Seksi Kesga dan Gizi, dr. Neng Kasmiyeti sekaligus sebagai narasumber.
Kegiatan ini melibatkan lintas sektor dan instansi serta berbagai komponen dalam masyarakat, seperti Bappeda, Dinkes, aparatur desa, kecamatan, petugas Puskesmas, maupun bidan serta komponen lainnya.
Dan ditargetkan pada tahun 2021 mendatang, kabupaten kota di Provinsi Riau akan menjadi lokus dalam penanganan Stunting anak guna mempercepat penurunan angka stunting di daerah ini.
Penulis | : | Agus Setiawan |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kabupaten Bengkalis, Pemerintahan |