Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (AP Photo/Matt Rourke)
|
(CAKAPLAH) - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengusulkan rancangan terakhir proposal Brexit. Namun, dia menyatakan jika Uni Eropa tidak menyetujuinya maka Inggris akan tetap hengkang dari blok itu tanpa kesepakatan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (3/10), beberapa isi dalam proposal terbaru Brexit yang diajukan Johnson antara lain mengatur masa peralihan kebijakan perbatasan selama empat tahun setelah keluar dari Uni Eropa. Kemudian, proposal itu juga mengatur tentang kesepakatan bea cukai dengan Irlandia atau diistilahkan backstop.
"Jangan terjebak dengan keraguan. Alternatifnya adalah tanpa kesepakatan. Tentu hal itu bukan keinginan setiap orang. Namun, kami sudah siap menghadapi hal itu," kata Johnson dalam konferensi Partai Konservatif di Manchester.
Masalah perbatasan dengan Irlandia selama ini menjadi problem yang sulit dipecahkan dalam perundingan Brexit dengan Uni Eropa. Usulan sama yang diajukan mantan perdana menteri Theresa May juga mentok.
Perjanjian itu mengatur supaya perbatasan antara Irlandia Utara yang dikuasai Inggris dan Republik Irlandia tetap terbuka setelah Brexit. Hal ini guna menekan potensi gejolak politik di Irlandia Utara.
Kawasan Irlandia Utara bergolak dan menjadikannya medan konflik sektarian berdarah antara pendukung pemberontak Tentara Republik Irlandia (IRA) dan pemerintah Inggris. Pertikaian kedua belah pihak berakhir dengan Perjanjian Jumat Baik pada 1998 silam.
Meski demikian, belakangan kawasan Irlandia Utara kembali bergolak akibat serangan sporadis kelompok sempalan pemberontak IRA generasi baru.
Para pendukung Brexit cemas jika Inggris memberlakukan kebijakan perbatasan terbuka, maka sama saja tetap tunduk terhadap aturan Uni Eropa. Sedangkan Johnson mengusulkan supaya membiarkan Irlandia tetap memproduksi barang sesuai standar Uni Eropa, tetapi mengikuti kebijakan bea cukai Inggris.
Pemeriksaan fisik barang-barang dari Irlandia juga diusulkan dilakukan agak jauh dari perbatasan Inggris. Namun, yang menjadi hambatan bagi Johnson menerapkan kebijakan itu hanya berlaku empat tahun, dan hal ini ditentang oleh Uni Eropa.
Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, menyatakan usulan Brexit dari Johnson tidak sepenuhnya sesuai harapannya. Dia menyatakan akan mempelajarinya terlebih dulu.
Sedangkan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, menyatakan usulan Brexit dari Johnson akan dipertimbangkan terlebih dulu.
Meski demikian, sebelum usul itu disampaikan kepada Uni Eropa, Johnson harus mendapatkan persetujuan dari parlemen hingga 11 Oktober mendatang. Jika disepakati, maka draf itu bisa dipaparkan di pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada 17 sampai 18 Oktober mendatang.
Uni Eropa menetapkan tenggat bagi Inggris hingga 31 Oktober untuk memutuskan soal Brexit.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional, Ekonomi |