PEKANBARU (CAKAPLAH) - Masyarakat khususnya pedagang mengeluhkan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Jalan Tanjung, Sukajadi, Pekanbaru.
Pasalnya proyek strategis nasional itu telah melumpuhkan ekonomi masyarakat sekitar. Kenapa tidak, pihak rekanan yang mengerjakan proyek itu tidak memberikan kompensasi kepada warga.
Salah satunya rumah makan Ampera Mona milik warga setempat, sudah delapan hari tutup gara-gara proyek IPAL tersebut.
Pemilik Ampera, Jonlesman kepada CAKAPLAH.COM mengaku sangat dirugikan atas pembangunan proyek IPAL di depan usaha rumah makannya.
"Iya sudah delapan hari saya tidak jualan karena ada proyek pembangunan IPAL ini," katanya, Jumat (18/10/2019).
Pria yang akrab disapa pak Jon ini mengaku sangat dirugikan karena tidak bisa berjualan. Apalagi sampai saat ini belum ada pihak pengembang membicarakan soal ganti rugi atas proyek IPAL yang berdampingan terhadap usahanya.
"Rugilah, sudah berapa hari saya istirahat tak jualan. Biasa kalau jualan kita bisa berpenghasilan lebih kurang Rp5 juta kotor. Ini tak jualan ya tak dapat apa-apa," keluhnya.
Bahkan Jon tak tahu harus mengadu ke mana untuk menyampaikan keluhannya terhadap proyek itu. Apalagi saat ada pertemuan dengan pihak pengembang sebelum proyek dimulai tidak ada membicarakan soal kompensasi.
"Mau mengadu ke mana. Kemarin saat pertemuan dengan pihak pengembang di masjid juga tak ada bicarakan soal kompensasi," ungkapnya.
Karena itu, dia berharap pemerintah harus berperan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat atas proyek IPAL ini.
Sementara itu, pihak rekanan yang ditemui di lokasi proyek enggan berkomentar banyak terhadap keluhan pedagang yang tidak mendapatkan kompensasi atas proyek IPAL tersebut.
"Itu ke humas. (Kompensasi) tak ada," kata pengawas proyek sambil pergi.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kota Pekanbaru |