PEKANBARU (CAKAPLAH) - Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Provinsi Riau menggelar simposium 'Tinjauan Medis Dampak Asap Karhutla'. Acara dilaksanakan di SKA Co-EX Pekanbaru, Sabtu (24/11/2019).
"Kita akan membuat tools untuk penanganan masyarakat yang menjadi korban Karhutla," cakap Sekretaris PDUI Riau, dr Sara Bintang Saragih MKes.
Ia menjelaskan, simposium tersebut akan dijadikan sebuah buku sehingga bisa dijadikan standar untuk penanganan dampak asap Karhutla.
"Kalau tahun depan Riau kebakaran lagi, masyarakat dan pemerintah sudah mempunyai sebuah standar," katanya.
Dr Bintang menuturkan bahwa pada Karhutla tahun ini banyak anak-anak yang masih berusia 28 hari yang tidak dievakuasi. Mereka harus ikut menghirup asap Karhutla.
"Baik dokter, pemerintah hingga Dinas Kesehatan kita akan memberikan tools," cakapnya lagi.
Tools tersebut akan berisi sudut pandang berbagai dokter spesialis, seperti dokter paru-paru, dokter anak hingga kebidanan. Sehingga tools bisa bermanfaat bagi pemerintah dan juga masyarakat.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Lingkungan, Serba Serbi, Riau |