Sopandi SSos, Ketua Sanggar Bathin Galang Desa Bokor
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Lomba lari atas tual sagu baru saja mendapat peringkat ke-2 se Indonesia dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata RI. Pelopor permainan rakyat ini bernama Sopandi SSos, pernah meraih rekor MURI 2015 silam.
Dalam bincang-bincangnya dengan CAKAPLAH.com, Senin (25/11/2019), Sopandi menceritakan asal usul permainan rakyat lomba lari atas tual sagu di Desa Bokor.
Waktu itu, Oktober 2010, Yusmar Yusuf datang dan berjalan-jalan di kampung Bokor, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau. Kepada Sopandi, budayawan Riau itu mengatakan bahwa cara pekerja merakit dan menghitung tual sagu di sungai, sebelum dibawa ke pabrik pengolahan, sangat unik dan mempunyai nilai jual untuk pariwisata.
"Mendengar kata Pak Yusmar Yusuf, saya minta pandangan darinya, bagaimana kalau lari atas tual sagu ini dijadikan permainan pada event Viesta Bokor Riviera. Dia (Yusmar Yusuf-red) sangat mendukung itu," cerita Sopandi.
Sejak pertemuan dengan Yusmar Yusuf, Ketua Sanggar Bathin Galang ini langsung 'memutar otak' untuk mengolah tual sagu di sungai menjadi sebuah permainan. Tepat bulan Juli 2011, pertama kali lari atas tual sagu menjadi bagian dari event Viesta Bokor Rivera. Tak pelak, lomba lari atas tual sagu yang digelar dalam Sungai Bokor ini mendapat respon positif masyarakat dan tamu dari luar daerah. Permainan yang membutuhkan ketangkasan dan kecepatan ini akhirnya menjadi agenda tetap dalam setiap event besar di Desa Bokor.
Sejak saat itulah, Sopandi gencar mempromosikan permainan rakyat lari atas tual sagu. Selain dipromosikan di Bokor (tempat asal), lari atas tual sagu juga dipromosikan di Kabupaten Kepulauan Meranti, dan di Provinsi Riau. Bahkan, pernah juga dipromosikan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Atas kegigihan ini, Sopandi tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2015, sebagai Pelopor Lari Atas Tual Sagu. Penghargaan bersejarah tersebut diterimanya bersama Bupati Kepulauan Meranti Irwan didampingi forkopimda.
Lalu, tahun 2019, Lomba Lari Atas Tual sagu berhasil masuk ke dalam nominasi API 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata. Setelah melalui penilaian (voting di Praja TV dan SMS), lari atas tual sagu dari Kepulauan Meranti berhasil mendapatkan posisi kedua kategori olahraga dan pertualangan terpopuler se-Indonesia. Penghargaan itu dijemput langsung oleh Kepala Disparpora Kepulauan Meranti Rizki Hidayat didampingi Kabid Pariwisata Indrayuni.
Menanggapi keberhasilan ini, Sopandi mengucapkan rasa syukur. Ia berterimakasih kepada masyarakat dan Pemda Kepulauan Meranti. "Ini hasil kerja keras kita semua, terimakasih masyarakat dan Pemda Meranti," ujarnya.
Alumni Administrasi Niaga Universitas Riau ini mengaku tak berkecil hati karena tak diikutsertakan menjemput penghargaan di Jakarta. Katanya, siapapun yang mengambil penghargaan itu, tidaklah begitu penting, sebab ini menyangkut kepentingan dan nama baik kabupaten.
Namun, ditambahkan laki-laki berusia 40 tahun ini, jika ia kemarin ikut dalam acara penganugerahan itu, ia akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan Desa Bokor. Ia juga akan memperkenalkan diri, membangun jejaring dengan pihak Kementerian Pariwisata guna melihat peluang yang bisa diambil di masa akan datang.
"Saya dengar, ada orang Riau jadi staf ahli Menteri Pariwisata. Rencananya kesempatan tersebut akan saya gunakan untuk memperkenalkan diri dan mempromosikan daerah, tapi niat itu belum kesampaian. Saya legowo saja," kata Sopandi.
Sopandi berharap, ke depannya pihak kabupaten, provinsi, maupun kementerian, bisa membangun venue untuk lari tual sagu di Sungai Bokor. Dengan begitu, para penonton bisa duduk di tempat (venue) yang telah disiapkan.
"Kalau sekarang, penonton duduk di pinggir sungai saat menonton lomba lari atas tual sagu. Kita hanya bisa mengimbau agar anak-anak dijaga selama pertandingan berlangsung," ujar Sopandi.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Kepulauan Meranti |