Makam Syekh Abdurrahman Siddiq di Kampung Sapat, Inhil
|
INHIL (CAKAPLAH) - Ribuan masyarakat dari berbagai daerah tumpah ruah berdatangan di Masjid Jami Al Hidayah, kampung Desa Teluk dalam kecamatan Kuala Indragiri kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau, Senin (1/5/2017).
Kedatangan ini dalam rangka memperingati "Haul" ke-80 tahun 2017 atau 1438 Hijriyah Syekh Abdurrahman Siddiq Bin Syekh M Afif Al Banjari yang biasanya lebih dikenal Tuan Guru Sapat atau Mufti dari kerajaan Indragiri.
Tidak hanya dari berbagai pelosok kampung di Inhil, jemaah yang datang juga berasal dari sejumlah kabupaten di Riau seperi Indragiri Hulu, dan Pekanbaru. Bahkan pesertanya datang dari pulau Kalimantan dan Negara Malaysia.
Untuk sampai ke Teluk Dalam atau yang biasa disebut Kampung Sapat para jemaah harus menggunakan perahu motor jenis pancung. Kampung Sapat merupakan kawasan wisata religi ziarah makam yang ramai didatangi para peziarah dari berbagai tempat.
Melihat tingginya antusias masyarakat yang datang pada acara yang rutin digelar setiap tahun, tentu anda bertanya-tanya, siapa Syekh Abdurrahman Siddiq yang biasa disapa Tuan Guru Sapat?
Menurut Dr H M Ali Azhar Mahmud, Syekh Abdurrahman Sidiq adalah penerus generasi ke-5 dari pada Al Arif Billah Maulana Syekh H Muhammad Arsyad, yang mana kakeknya ini (Abdullah) cucu seorang Muballigh yang datang dari Magribi ke Filipina dan mendirikan kerajaan islam di Mindano.
"Sang Mufti (Syekh Abdurrahman Sidiq) lahir sekitar pada tahun 1857 di kampung kecil Martapura Kalimantan Selatan. Beliau lahir di akhir masa pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq Billah yang memerintah kerajaan Banjar sejak tahun 1825-1857 M," kata ketua Panita Ali Azhar, pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Syekh Abdurrahman Sidiq.
Foto: Peserta haul datang menggunakan perahu motor jenis Pancung
Ali Azhar juga menuturkan, Datuknya Tuan Guru Sapat, adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, pengarang berbagai kitab yang masyhur diantaranya Sabilal Muhtadin, yang saat ini menjadi nama masjid Agung terbesar di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Ulama tanah air sezamannya adalah Syekh Abdusshammad Al Falinbani, Syekh Abdul Rahman Mashri, dan Syekh Abdul Wahab Bugis.
Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq pada tahun 1303 H berprofesi sebagai seorang guru, di sela sela waktu dimanfaatkan berdikari sendiri menjadi tukang emas permata yang jujur. Dari kepandaiannya tersebut pada tahun 1305, sang Syekh berlayar menuju Sumatera, Padang Panjang, Pulau Bangka dan Palembang sekitarnya.
Syekh Abdurrahman, Mufti dari kerajaan Indragiri tinggal di Sapat Indragiri Hilir mulai tahun 1326 H atau 1908 M. Dan mulai menyebarkan agama islam hingga akhir hayatnya pada usia 83 tahun yang menurut kalender Hijiriyah usia beliau sekitar 78 tahun.
Penulis | : | Ojel/Rls |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kabupaten Indragiri Hilir, Serba Serbi |