PEKANBARU (CAKAPLAH) - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau hari ini, Ahad (8/12/2019) melantik serta mengukuhkan sebanyak 120 dewan dan juga 450 pengurus serta anggota.
Selain itu, pelantikan dan pengukuhan bukan hanya untuk tingkat Provinsi saja, namun juga untuk Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Indragiri Hilir.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengucapkan selamat atas pengukuhan dan pelantikan dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau.
"Tentu semangat pelantikan ini kita harapkan ke depannya bagaimana bisa membangun semangat kebersamaan dengan komponen-komponen lainnya," Cakap Edy, Ahad (8/12/2019).
Lanjut Edy, Provinsi Riau sudah banyak dihuni oleh berbagai suku dan juga budaya. Walaupun banyak perbedaan, masyarakat yang ada di Bumi Lancang Kuning saling menghargai dan tetap menjunjung tinggi sopan dan santun.
"Semuanya ada di Riau. Tentu dalam setiap forum-forum seperti ini kita harapkan ini merupakan pengkayaan dari budaya yang ada kita miliki saat ini," jelasnya.
Mantan Danrem 031 Wirabima ini menuturkan bahwa masyarakat Tionghoa selama ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan dan ekonomi di Riau.
Selain itu, Wagubri juga berharap melalui kepengurusan yang baru ini bisa memberikan pengaruh kepada anggotanya yang ada di masing-masing bagian.
"Ini untuk bagaimana membangun sinergitas ke depannya, sehingga secara bersama sama kita bisa ikut membantu Pemerintah Provinsi Riau untuk membawa Riau ke depan menjadi lebih baik," tukasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSMTI David Herman Jaya menuturkan bahwa PSMTI adalah sebuah paguyuban yang memiliki pasion dan juga PSMTI ada sebuah paguyuban yang terbebas dari politik.
"Selain pasion selalu ingat bahwa PSMTI adalah paguyuban, dan paguyuban harus rela berkorban untuk kebersamaan. dan selalu membantu orang dengan ikhlas, tulus dan tanpa pamrih," Cakapnya.
David berharap bagi seluruh dewan serta pengurus di Riau yang baru saja dilantik agar dapat berkontribusi untuk masyarakat dalam membangun ekonomi serta satu kesatuan berbangsa dan bertanah air.
"Harus mampu menciptakan kehidupan dengan masyarakat dan dengan suku lain, baik suku melayu maupun suku lainnya. Dengan kesadaran untuk menghindari perpecahan Indonesia, dari itu suku Tionghoa harus selalu berdiri untuk satu kesatuan bangsa. Karena NKRI harga mati dan tidak bisa ditawar dengan apapun," Tukasnya.
Penulis | : | Herianto Wibowo/Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |