PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gajah liar di Provinsi Riau dipasangi Global Positioning System (GPS) Collar.
Pemasangan GPS Collar ini untuk mempermudah pemantauan pergerakan gajah hingga meminimalisir terjadinya konflik antara manusia dan gajah liar.
Pemasangan GPS dilakukan Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama KPH Tahura Minas, YTNTN, Forum Konservasi Leuser dan Volunteer. Gajah yang diberi GPS Collar adalah kelompok Gajah Petampahan yang memiliki homerange di Minas dan sekitarnya.
Kelompok gajah itu sering besinggungan dengan pemukiman penduduk, terutama di desa Bencah Kelubi, Karya Indah dan sekitarnya.
"Pemasangan GPS Collar untuk memantau pergerakan gajah agar tidak mendekati perkampungan," ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Kamis (23/1/2020).
GPS Collar dipasang ke satu induk gajah yang paling besar. GPS dengan ukuran besar diletakkan di belakang kepala gajah, tepatnya di bagian tengkuk lehernya hingga gerakan kelompok gajah terpantau.
"Diharapkan dapat mencegah konflik antara manusia dan satwa liar," kata Suharyono.
Sebelum kelompok gajah mendekati pemukiman, kata Suharyono, personel BBKSDA Riau dibantu tim pencegahan dan penanggulangan konflik satwa liar, maka gajah akan digiring untuk menjauh. "Digiring kembali ke hutan," cakap Suharyono.
Pemasangan GPS Collar ini merupakan pemasangan awal yang akan diikuti dengan pemasangan GPS Collar di kelompok gajah yang lain. Dengan begitu, seluruh kelompok gajah dapat dipasang GPS Collar untuk memudahkan pemantauan.
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Lingkungan, Riau |