PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat pada bulan Januari Riau mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,11.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misparuddin mengatakan, dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi.
"Yaitu Kota Pekanbaru sebesar 0,40 persen, Kota Dumai sebesar 0,54 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,41 persen," ujar Misparuddin di Pekanbaru, Senin (3/2/2020).
Ia menjelaskan inflasi Riau terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,35 persen, diikuti kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen.
"Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,30 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,81 persen," Cakapnya.
Sedangkan, tiga kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar -0,68 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,03 persen.
"Selanjutnya kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar -0,05 persen," jelasnya.
Adapun untuk komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah, bawang merah, minyak goreng, cabai rawit, tomat, kentang, rokok kretek filter, emas perhiasan dan rokok putih.
"Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain tarif angkutan udara, ikan serai, bensin, telur ayam ras, ikan tongkol dan seledri," pungkasnya.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen, diikuti Kota Gunung Sitoli sebesar 1,31 persen dan Kota Metro sebesar 1,15 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,08 persen.