(CAKAPLAH) - MEMBANGUN bisnis media itu ngeri-ngeri sedap. Dua kali ngerinya. Sekali sedapnya. Ngeri pertama: prospek profit dari bisnis media tidak se-available bisnis lain. Misalnya bisnis properti, sudah jelas ada komoditas barang padat yang dijual. Biaya produksi bisa dihitung sehingga profit pun dapat dikira.
Namun kalau bisnis media, komoditas yang dijual berupa kejujuran informasi yang tak dapat direka berapa biaya produksinya. Kadang untuk mendapatkan kejujuran berita, harganya sangat tinggi. Bukan saja dalam bentuk cost material, tapi juga biaya moral. Tapi tak dipungkiri juga, kadang kejujuran informasi bisa juga didapat tanpa biaya.
Tiga tahun lalu, CAKAPLAH lahir dalam kengerian ini. Di dalam keragu-raguan apakah membangun rumah bisnis CAKAPLAH ini bisa mendatangkan profit atau tidak, para punggawa CAKAPLAH tetap memegang azam bahwa untung tidak selalu dalam bentuk uang. Karena, memberikan informasi terbaik bagi kemajuan negeri adalah profit bisnis media yang sesungguhnya.
Tiga tahun lalu, saat bimbang apakah rumah produksi jurnalistik CAKAPLAH bisa menutup biaya operasionalnya atau tidak, para perintis CAKAPLAH tetap memegang prinsip: pantang menyerah adalah modal bisnis yang sesungguhnya.
Dan Alhamdulillah, hari ini CAKAPLAH.com masih setia hadir di menu harian pembaca.
Ngeri yang kedua: bisnis media mesti berlari kencang seirama dengan pendulum misteri zaman. Bila seirama, InsyaAllah nasib media aman. Namun bila kalah dengan gerak zaman, alamatlah sesat ke dalam gulungan tikar.
Baca juga: Kata dan Doa Mereka untuk CAKAPLAH.COM di Milad ke-3 Tahun 2020
Lihat saja beberapa media yang saat ini sudah menyatakan diri 'gantung pena', karena mereka tak sanggup bangun lagi mengiringi terbitnya mentari setiap pagi. Banyak media cetak yang dilindas zaman dan kalah tarung dengan media online. Meskipun tidak sedikit pula media cetak yang masih terus bertahan mengawal dinamika hidup setiap hari.
Tiga tahun lalu, saat media online di Riau hadir laksana jamur, CAKAPLAH ambil bagian menjadi jamur-jamur kecil yang siap tumbuh. CAKAPLAH ingin hadir mewarnai zaman Revolusi Industri 4.0 ini. CAKAPLAH tak ingin lari kencang mengikuti irama pendulum zaman. CAKAPLAH hanya ingin mengisi ruang minda dan kebatinan penghuni zaman.
Dan Alhamdulillah, hari ini CAKAPLAH.com masih setia hadir di ruang pikir dan bilik rasa pembaca.
Setelah menjalani dua kengerian diatas tadi, ternyata di akhir perjalanan ada sedap yang disyukuri. Sedap paling utama adalah CAKAPLAH menjadi media massa yang dipercaya dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Tidak ada kenikmatan lain yang lebih besar bagi bisnis media selain dari kepercayaan pembaca. Karena setelah dipercaya, tentu ada profitabilitas bisnis yang mengiringinya.
Terakhir, penulis sebagai bagian kecil dari biang lahirnya CAKAPLAH.com ingin menutup tulisan ini dengan kalimat pendek yang sebenarnya tak ada hubungan dengan tulisan diatas. Kalimat pendek ini hanyalah modifikasi lirik lagu legend dan mungkin abadi dari penyanyi Iwan Fals: Bento. "Sebut tiga kali namaku: Bento! Bento! Bento! (Asyik)"
Penulis ingin mengubah lirik diatas dengan kalimat: Cakaplah 3x namanya: CAKAPLAH! CAKAPLAH! CAKAPLAH! (Asyik)"
semoga barokah di milad CAKAPLAH.com ke-3 tahun ini, dan thanks team!
Penulis | : | REDAKSI |
Kategori | : | Peristiwa |