PEKANBARU (CAKAPLAH) - Elsa Mega Firman (36) tak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, Senin (24/2/2020). Syamsul Bahri, suami yang dicari-carinya sejak lima hari lalu ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di daerah Kasikan, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Mengenakan baju sar'i warna hitam dan kerudung hitam, air mata terus mengalir di pipi Elsa. Dengan suara tertahan dia menceritakan bagaimana bisa mengetahui suaminya ditemukan.
"Ada yang telepon sama ipar, ada jumpai mayat. Ipar bilang coba foto tapi karena bentuknya sudah membengkak tidak bisa dikenali," kata Elsa.
Dia memastikan kalau mayat itu adalah suaminya setelah melihat langsung ciri fisik korban di rumah sakit. "Tahu setelah melihat giginya, bekas operasi dan pakaian dalamnya," ujar Elsa pelan.
Syamsul Bahri hilang sejak Kamis (20/2/2020). Paginya, pengusaha tepung roti dan bakso itu pamit kepada Elsa untuk mengantar tepung ke Jalan Fajar, Kecamatan Payung Sekaki.
Elsa menceritakan bagaimana kronologis hilangnya Syamsul Bahri hingga ditemukannya mobil Fanther milik korban di daerah Rantau Berangin. Dia mengaku curiga dan seperti ada hal ganjil, terkait hilangnya orang yang dicintainya itu.
Elsa mengatakan baru bisa berkomunikasi dengan suaminya pada Kamis sore. Korban menelfon karyawan gudang agar menyerahkan mobil jika ada yang menjemput mobil untuk antar tepung.
"Suami saya bilang nanti ada yang jemput mobil untuk angkat tepung. Tolong kasih kunci sama STNK," tuturnya.
Karyawan gudang bernama Ucil pergi ke rumah Elsa untuk menyampaikan pesan korban. Untuk memastikan, Elsa menelpon korban, apakah benar disuruh menyerahkan mobil pada seseorang.
"Saya telefon empat kali tapi tak diangkat, pas kelima baru diangkat. Suaranya saya dengar seperti dalam tekanan, tidak seperti biasa. Saya tanya, nanti emang ada yang jemput mobil, dia bilang iya, buat bawa tepung. Kasih kunci sama mobil ya," jelas Elsa.
Elsa sempat bertanya di mana posisi suaminya. Namun si suami tidak memberi jawaban pasti. Korban hanya menyebutkan masih ada urusan.
"Suaranya kayak tertekan, biasanya kalau ditanya dia jawab di mana, di Nangka, di Sungunggung," ucap Elsa.
Curiga, Elsa coba bertanya pada suaminya apakah sedang ada masalah. Korban menyatakan akan bercerita kalau dirinya sudah di rumah.
"Terus telefon dimatikan," tambah Elsa.
Tak lama setelah itu, datang mobil penjemput tepung di gudang, untuk diantarkan ke daerah Solok. Kemudian, seorang tak dikenal pun datang dan membantu memuat tepung tapi ketika mobil pergi, pria itu tinggal dan menyebutkan disuruh korban untuk menjemput mobil.
Melihat paras pria itu, Elsa tidak begitu saja memberikan mobil. Elsa menanyakan di mana posisi suaminya. "Orang itu bilang lagi di Sigunggung, ngobrol sama bos," ucap Elsa.
Elsa tak begitu saja memberikan mobil karena tidak mengenal pria itu. "Saya lihat dia dari atas sampai bawah, perasaan saya tak enak. Kayak preman, matanya merah, kakinya bertato. Saya masuk ke dalam, tutup pintu. Saya bilang tunggu sebentar," jelas Elsa.
Dia kembali ke dalam rumah dan menelpon suaminya tapi korban ngotot agar mobil diserahkan saja. Setelah itu, Elsa beranjak ke luar rumah tapi pria itu tak lagi ada di tempat. Hingga malam hari Elsa menelfon korban tapi tidak diangkat.
Elsa dan keluarga akhirnya membuat pengumuman kehilangan disertai foto Syamsul Bahri di facebook. Dia juga melapor ke Polresta Pekanbaru.
Elsa menyebutkan, jenazah korban akan dibawa ke rumah duka di Jalan Uka untuk dimakamkan. "Rencana malam ini (dimakamkan)," tutur Elsa.
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Hukum, Kabupaten Kampar |