Para pemegang saham PT Bumi Siak Pusako saat menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham tahun buku 2019 pada akhir Februari 2020.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - PT Bumi Siak Pusako telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham tahun buku 2019 sesuai jadwal manajemen, akhir Februari 2020. Walaupun UU PT mengamanatkan paling lambat bulan Juni, tapi seperti tahun-tahun sebelumnya, BSP selalu memenuhi target lebih awal.
Laporan keuangan PT BSP telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil ini sesuai dengan laporannya No.00093/2.1068/AU.1/02/0251-2/1/II/2020 tanggal 26 Februari 2020.
Dengan selesainya auidit oleh KAP tersebut, maka PT BSP melakukan RUPS tahun buku 2019 pada tanggal 28 Februari 2020 di Novotel hotel Pekanbaru.
Rapat RUPS dihadiri seluruh pemegang saham PT BSP, diantaranya Bupati Siak Alfedri selaku pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham 72,29 %, Gubernur Riau dikuasakan ke Plt Asisten III Syahrial Abdi dengan kepemilikan saham 18,07 % dan Bupati Kampar Catur Sugeng dengan kepemilikan saham 6,02 %.
Termasuk juga Bupati Pelelawan di kuasakan ke wakil Bupati Zardewan dengan kepemilikan saham 2,41 %, dan Walikota Pekanbaru dikuasakan ke Asisten III Bahruddin dengan kepemilikan saham 1,21 %.
Pada tahun ini PT BSP berhasil membukukan laba bersih sebesar USD 7.278.599. Angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Antara lain, adanya penurunan produksi tahun 2018 sebesar 101 % dan tahun 2019 sebesar 98 % akibat pengeboran 7 sumur tahun 2019 hanya bisa direalisasikan 4 sumur pada akhir tahun 2019.
Faktor lainnya, tertunda karena belum selesainya perizinan amdal di Kementerian LHK, harga ICP yang turun rata-rata USD 68,20 per barel tahun 2018 dan tahun 2019 USD 63, 10 per barel. Namun demikian, secara umum operasi di BOB cukup baik dan lancar.
Laba bersih yang dibukukan setara dengan Rp 102.031.400.782,00 (seratus dua miliar tiga puluh satu juta empat ratus tujuh ratus delapan dua rupiah). Walaupun terjadi penurunan laba bersih, namun pembagian deviden yang telah ditetapkan oleh pemegang saham tercapai. Seperti Siak menargetkan deviden Rp 56 miliar dan deviden yang dibagikan sebesar Rp 59,872 miliar. Sehingga ada kelebihan target PAD sebesar Rp 3,872 miliar.
Provinsi Riau menargetkan Rp13 miliar dan deviden yang dibagikan sebesar Rp 14,968 miliar, ada kelebihan PAD sebesar Rp 1,968 miliar.
Manajemen BSP tidak akan berpuas diri dengan target yang telah dicapai. Mereka berkomitmen akan terus berusaha meningkatkan laba bersih yang lebih baik pada tahun yang akan datang.
Usaha yang akan dilakukan Direksi ke depan adalah meningkatkan produksi di CPP Blok dengan dibuktikan pada tahun 2020 ini. PT BSP melakukan operasi eksklusif dimana PT BSP melakukan investasi 18 sumur, 2 sumur eksplorasi dan 16 sumur development dimana Pertamina tidak ikut lagi membiayai sumur tersebut dikarenakan Pertamina akan berakhir kontrak bersama PT BSP pada tahun 2022 dan dilanjutkan dengan PT BSP secara sendiri 100 % tahun 2022-2042. Kegiatan operasi eksklusif PT BSP didasari dengan amandemen Joint Operating Agreement (JOA) terhadap pasal operasi eksklusif. PT BSP sangat optimis hasil pengeboran 18 sumur pada tahun ini akan berhasil dan tentunya akan menambah produksi 1000-2000 Bpod.
Pihak manajen mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, karyawan BSP dan pekerja BOB khususnya para secondee BSP di BOB yang telah bekerja maksimal mempertahankan kinerjanya.