Ilustrasi
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kepulauan Meranti, Mulyono SE, meminta para pedagang yang menjual masker tak mengambil kesempatan pada saat sebagian wilayah dilanda wabah penyakit Corona. Menurutnya, boleh mengambil keuntungan saat berdagang, namun jangan terkesan memeras konsumen atau pembeli.
Pernyataan itu dilontarkan Mulyono menanggapi banyaknya toko termasuk apotek menjual masker dengan harga tinggi. Di Selatpanjang, masker kesehatan (berwarna putih hijau, red) saat ini dijual seharga Rp 5.000 per lembar. Padahal, sebelumnya hanya dijual Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per lembar.
"Pedagang jangan mengambil kesempatan pada momen wabah penyakit Corona seperti sekarang ini," kata Mulyono, Selasa (3/3/2020).
Kata Mulyono lagi, jangan mentang-mentang orang butuh, lalu pedagang menaikkan harga jual masker. Padahal, ini demi hajat hidup orang banyak. "Boleh mengambil keuntungan, tapi yang memadailah. Jangan dijual dengan harga yang sangat tinggi," tegas Mulyono.
Ia tak ingin nantinya akibat harga masker mahal, masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah terbebani lalu tidak membeli, meski butuh. Kondisi ini bisa membuat warga rentan terkena penyakit dan memerlukan biaya lebih besar karena berobat.
"Kita tahu, barang yang dijual di sini adalah stok lama. Mereka beli dengan harga murah itu, sekarang malah dijual mahal. Tolonglah pedagang, jangan bebani konsumen (pembeli)," pinta Mulyono.
Agar kondisi seperti ini tak terus berlanjut, Mulyono juga meminta dinas perdagangan dan dinas kesehatan untuk turun memantau harga. Terutama di toko kesehatan farmasi (apotek) yang menjual masker dengan harga sangat mahal.
"Walau katanya kewenangan pengawasan di provinsi, tapi harus ada upaya dari dinas terkait di kabupaten, kondisi ini jangan dibiarkan terus berlanjut. Khusus Diskes, turun dan kasih imbauan, jangan sampai toko kesehatan seperti apotek menjual masker dengan harga yang sangat tinggi," ujar Mulyono.
Harga masker sangat mahal ini dikeluhkan Uca dan Ade, warga Selatpanjang. Kata mereka, sebelumnya harga masker hanya Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per lembar. Namun, sekarang sudah naik menjadi Rp 5.000,00 per lembar.
"Dulu, saat musim kabut asap, saya membagi masker gratis ke warga. Tadi saya cek harganya sudah sangat mahal, akhirnya saya tak jadi membeli masker itu," ujar Ade.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Peristiwa, Serba Serbi, Kabupaten Kepulauan Meranti |