Banjir di Pekanbaru (dok)
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, mencatat ada 39 titik banjir di ibukota provinsi Riau.
Banyaknya titik banjir ini salah satunya disebabkan banyak drainase dan parit yang tidak berfunsi. "Banyak parit yang mati atau tidak berfungsi lagi," kata Indra, Senin (9/3/2020).
Berdasarkan pemetaan Dinas PUPR, titik rawan banjir terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Tampan, 13 titik. Kemudian Marpoyan Damai 8 titik, serta Sail dan Bukit Raya masing-masing 4 titik.
Selanjutnya di Kecamatan Rumbai terdapat 3 titik rawan banjir, Senapelan 2 titik, Tenayan Raya 2 titik, Payung Sekaki 1 titik dan Kecamatan Sukajadi 1 titik.
"Dari 39 titik ini, sebanyak 10 titik atau sekitar 30 persen sudah berhasil kami tangani," kata dia.
Lanjutnya, untuk Kecamatan Tampan, Dinas PUPR juga berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Kampar. Sebab, wilayah yang terdampak banjir berbatasan langsung dengan Kampar dan dekat dengan Sungai Kampar.
Ia menjelaskan, Dinas PUPR juga sedang menyusun master plan penanganan banjir untuk penanganan jangka panjang. Master plan itu digunakan agar penanganan banjir secara tepat dapat dilakukan. Seluruh drainase dan dan anak sungai dipetakan dalam master plan itu.
"Kami akan upayakan menuntaskan master plan penanganan banjir itu tahun ini," kata dia.
Sementara penanganan jangka pendek, saat ini pihaknya melakukan normalisasi drainase dan anak sungai. Dengan anggaran Rp12 Miliar untuk penanganan banjir, Indra berharap masalah banjir dapat diatasi di Pekanbaru.
"Kami lakukan pembenahan banjir sesuai skala prioritas," jelasnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kota Pekanbaru |