PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sektor perikanan khususnya budidaya ikan air tawar, air payau dan ikan tangkap merupakan salah satu sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau yang semakin berkembang. Hal tersebut terlihat dari total hasil perikanan tangkap dan budidaya yang melebihi 259 ribu ton per tahun dan berpotensi untuk terus meningkat.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Direktur BI Perwakilan Riau Teguh Setiadi saat memberikan Pelatihan Hazard Analysis and Caritical Control Poins yang digelar di BI Riau Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru, Senin (16/3/2020). Ia mengatakan ada puluhan UMKM yang bergerak di sektor perikanan yang ikut dalam kegiatan ini.
"Dengan begini kami yakin kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian daerah akan membahas," ujar Teguh, Senin (16/3/2020).
Ia mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor ini adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai proses produksi hingga pengolahan pasca panen yang mengakibatkan tertinggalnya daya saing produk komoditas perikanan Riau dibandingkan daerah dan/atau negara lain.
"Selain itu, produk-produk komoditas perikanan Riau secara umum belum memiliki sertifikasi yang dibutuhkan pasar ekspor, antara lain sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang menunjukkan standar mutu komoditas perikanan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau bekerjasama dengan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Provinsi Riau pada tanggal 16-19 Maret 2020 menyelenggarakan Pelatihan HACCP dasar.
"Harapannya, pelaksanaan pelatihan yang diikuti oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang perikanan, supplier dan unit pengolahan ikan ini, dapat meningkatkan pemahaman mereka terkait penerapan prosedur Good Manufacturing Practice (GMP)," harapnya.
Pemahaman yang lebih baik tentunya dapat mendorong terciptanya produk komoditas perikanan UMKM Riau yang bernilai tambah dan memenuhi standar mutu internasional.
"Produk perikanan dengan mutu internasional dapat memperluas pasar ekspor guna meraup devisa yang lebih besar," tukasnya.