Gedung LAM Riau
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mendukung penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru dan Kabupaten/Kota tertentu lainnya.
Seiringan dengan hal itu, LAMR meminta meniadakan atau menunda acara-acara yang menghimpun atau mengumpulkan masyarakat, seperti acara-acara adat-istiadat (tradisi) menjelang dan selama Ramadhan dan Syawal.
Hal itu merupakan salah satu butir tim pengamatan PSBB LAMR yang dituangkan dalam surat kepada gubernur Riau.
“Rekomendasi ini merupakan bentuk tanggung jawab LAMR dalam kehidupan bermasyarakat, kemudian jelas tertera dalam peraturan menteri kesehatan tentang PSBB itu,” kata Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H. Al azhar.
Sejak sepekan, LAMR membentuk tim pengamatan PSBB yang dipimpin Datuk Dr Elmustian Rahman. Secara meraton, tim mengamati situasi sosial budaya masyarakat Riau dalam masa wabah, menyusul berbagai kebijakan yang diterapkan ke tengah masyarakat. Hasilnya dituangkan dalam surat yang ditujukan kepada gubernur Riau. Lalu ditembuskan kepada Ketua DPRD Provinsi Riau, Forkopimda Provinsi Riau, Ketua Umum MKA dan DPH LAMR Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau.
Disebutkan, hasil pengamatan LAMR menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Provinsi Riau cenderung terus meningkat, sebagaimana terbukti dari pertambahan jumlah orang yang positif terinfeksi, pasien dalam perawatan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP).
Imbauan untuk berjarak fisik (physical/social distancing), penggunaan masker di luar rumah, dan protokol kesehatan lainnya, bersama pendekatan hukum persuasif, masih belum efektif dipatuhi masyarakat. Terutama di daerah perkotaan di Riau.
Di sisi lain, sebutunya, dalam keadaan normal menjelang dan selama Ramadan, serta menjelang dan sesudah Idul Fitri, masyarakat Riau akan banyak menjalankan acara-acara adat-istiadat dan tradisi yang menghimpun orang banyak. Keadaan ini bertolak belakang dengan kecemasan masyarakat meningkat seiring makin tersebar dan bertambahnya jumlah korban di Riau akibat Covid-19 ini.
"LAMR menerima aspirasi LSM/ Organisasi Masyarakat Sipil (CSO), seperti Walhi Riau, Jikalahari, dan lain-lain. Intinya adalah mereka meminta agar penanganan Covid-19 di Riau lebih ditingkatkan efektivitasnya melalui instrumen kebijakan dan aturan yang ada," kata Al Azhar lagi.
Al Azhar mendukung penerapan PSBB di Kota Pekanbaru dan Kabupaten/Kota tertentu lainnya yang secara geografis berdekatan dan kaitan mobilitas sosial yang tinggi dengan Pekanbaru serta kawasan-kawasan sekitarnya; seperti Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis (terutama kota Duri), dan Kota Dumai;.
"Bila PSBB diberlakukan, LAMR meminta kepada pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) untuk memberikan bantuan keperluan pangan kepada masyarakat yang ekonominya terkena dampak dari kebijakan ini dan yang terkena dampak Covid-19, termasuk obat-obatan dan pembersih (disinfektan, hand sanitizer, dll)," pintanya.
Berkaitan dengan butir di atas, penetapan PSBB hendaklah disosialisasikan secara masif ke seluruh Riau termasuk menjelaskan secara transparan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah PSBB itu sendiri maupun bagi masyarakat di kawasan-kawasan lain di Riau dan tetangganya. Serta, kebijakan-kebijakan yang diambil untuk menanggulangi dampak tersebut juga harus diinformasikan.
Tak kalah pentingnya, pucuk pemimpin formal di Kota/Kabupaten dan seluruh jajarannya diminta lebih meningkatkan komunikasi sosial dengan seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya, berasaskan empati yang tinggi pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat akibat wabah Covid-19 ini. Termasuk juga intens melibatkan pemimpin informal dan/atau orang-orang patut setempat.
LAMR juga menerbitkan Warkah Maklumat, memberikan bantuan makanan pokok (200 paket) ke beberapa panti asuhan (sumbangan para pengurus LAMR), menyalurkan paket bantuan makanan pokok sumbangan Persatuan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau (600 paket) kepada sebagian warga kota Pekanbaru yang berkekurangan.
Di samping itu juga membagi-bagikan lebih seribu masker kain kepada masyarakat yang pembuatannya memberdayakan anak-kemenakan yang bekerja sebagai tukang jahit rumahan.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Serba Serbi, Riau |