Founder sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra. ©2019 Merdeka.com/Dwi Aditya Putra
|
(CAKAPLAH) - Politikus PKB Yaqut Cholil Qoumas mengkritik langkah Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Andi Taufan Garuda Putra, berkirim surat ke camat meminta dukungan untuk program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang digagas perusahaannya. Tindakan tersebut dinilai masuk kategori penyalahgunaan kekuasaan alias abuse of power.
"Ini sudah masuk kategori abuse of power. Bagaimana mungkin stafsus bersurat dengan kop surat seskab dan dikirimkan langsung ke para camat?," kata dia, saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (15/4/2020).
Tindakan Andi Taufan menunjukkan tidak adanya kontribusi signifikan yang diberikan Staf Khusus milenial kepada Presiden Jokowi.
Karena itu, dia berpandangan tidak cukup Andi Taufan mundur dari jabatan tersebut. Dia bahkan mengusulkan sebaiknya Staf Khusus milenial dibubarkan saja.
"Bukan hanya mundur saya kira, tapi lebih baik bubarkan saja stafsus milenial itu. Tidak ada manfaat yang signifikan," tegas dia.
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini, sebaiknya para stafsus tersebut membantu presiden sesuai profesi mereka masing-masing sebelum diangkat Jokowi. Pada posisi tersebut mereka justru lebih bermanfaat bagi presiden.
"Biarkan mereka tetap membantu presiden melalui profesi-profesi yang selama ini mereka tekuni. Saya yakin dengan begitu, lebih banyak manfaatnya dan presiden akan lebih terbantu," katanya.