Pasien sembuh dari Covid-19 bercerita pengalamannya kepada Bupati Rokan Hulu Sukiman
|
PASIR PENGARAIAN (CAKAPLAH) - AS (56) pasien yang dinyatakan sembuh dari virus Corona atau Covid-19 menceritakan bagaimana hari-harinya melawan virus tersebut.
Dengan memakai masker dan masih menggunakan selang oksigen di hidung, AS menceritakan awal mula dirinya terkena Covid-19, kepada Bupati Rohul H Sukiman melalui video conference.
AS menceritakan dirinya sudah merasakan sakit sejak pulang dari Surabaya, selepas menghadiri pemakaman ibunya pada 23 Maret 2020lalu. Sesampainya di Rokan Hulu sekitar pukul 3 dini hari, AS mengaku badannya menggigil seperti gejala Malaria.
"Hari Senin saya berobat ke dokter keluarga. Kepada dokter saya menyampaikan bahwa saya memiliki riwayat penyakit gula dan kolesterol tinggi" cakap AS.
Dikarenakan gejala yang mirip Covid, dokter kemudian menanyakan riwayat perjalanan AS, dan diakui baru pulang dari Surabaya dengan alasan baru pulang memakamkan ibu yang meninggal.
"Kalau begitu bapak harus dikarantina 14 hari di rumah tak boleh keluar," kata AS menirukan pesan dokter yang memeriksa dirinya.
Setelah berobat ke klinik, hari Kamis (26/3/2020) kondisinya semakin lemah. AS mulai curiga dirinya mengidap Covid-19.
Melihat kondisinya yang semakin memburuk, sekitar pukul 21.00 kamis malam, ia kemudian diantar anaknya ke UGD RSUD Rohul. Di sana, AS langsung dilakukan cek darah dan rontgen.
"Waktu itu belum tahu terkena Covid-19, dari diagnosa awal, dokter menduga saya menderita DBD karena trombosit turun," ucapnya.
Setelah dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan, keesokan harinya dokter datang menyampaikan hasil rontgen dimana terdapat bintik-bintik putih di paru-paru yang kemungkinan adalah Covid-19.
"Saya tak kaget karena saya sendiri sudah merasa dari awal saya terkena virus, hari itu juga saya langsung diisolasi di kelas 1 kamar 6 B RSUD Rohul," terangnya.
Setelah dinyatakan positif Covid-19, AS mengaku mentalnya sangat terpukul. Ia mengaku sudah pasrah dengan segala kemungkinan terburuk yang akan diterimanya. Namun di balik kepasrahan itu, AS teringat akan Istrinya yang sudah terbaring sakit bertahun-tahun di rumah.
"Semangat saya muncul lagi, karena saya ingat istri saya sakit. Seandainya saya meninggal duluan siapa yang merawat istri saya. Seketika itu semangat saya timbul kembali untuk sembuh dari penyakit ini," ujarnya sambil terisak seperti menangis.
Saat berada di ruang isolasi, AS mengaku kondisinya biasa saja, hanya demam, batuk namun tidak sesak napas. Akan tetapi lambat laun virus tersebut terus menyerang sehingga menyebabkan kondisi tubuhnya sangat lemah, sesak nafas, badan lemas demam tinggi dan susah bergerak.
"Yang lebih parahnya, saya diisolasi sendiri dalam kondisi terkapar, saya tidak bisa komunikasi kecuali dengan perawat yang merawat saya dengan menggunakan APD," imbuhnya.
Selain keluarga, AS mengaku faktor penting lain yang mempercepat kesembuhannya adalah perlakukaan tim medis yang merawatnya dengan sangat baik. Para tim medis selalu menanyakan perkembangan kondisi kesehatan setiap waktu, dan cepat tanggap Menyikapi keluhan yang saya alami Selama dirawat.
"Para dokter juga selalu mengabarkan kondisi saya makin baik, sehingga motivasi saya untuk sembuh semakin besar" Ucapnya.
Menurut AS, tim medis tidak hanya membantu merawat dan menyembuhkan penyakitnya, tapi juga selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi dengan mengirimkan karangan bunga serta pesan-pesan motivasi kepada dirinya.
"Alhamdulillah meskipun saya merasakan sakit sendirian, Saya tidak pernah merasa sendiri selama berada di sini. Tim medis memberikan simpati yang luar biasa kepada saya," ujarnya.
Setelah berjuang selama 20 hari di ruang isolasi, kabar bahagia itu pun datang, Ketua Tim Gerak Cepat RSUD Rohul, dr. Sultan Hasibuan SP.p, Kamis (16/4/2020) mengabarkan hasil swab PCR terakhir AS negatif.
"Saya menangis mendengar kabar itu, saya langsung mengucap syukur kepada Allah SWT. Saya bersyukur masih diberi kesempatan, karena saya lihat di TV banyak pasien Covid-19 seperti saya tidak bisa tertolong. Saya berdoa seketika itu bagi para petugas medis yang merawat saya, agar mereka mendapatkan pahala yang setimpal dengan pengorbanan mereka," ujarnya yang terlihat menitikan air mata.
AS berharap tidak ada lagi warga Rohul yang menderita Covid-19. Cukup dirinya yang menjadi orang pertama positif Covid-19 di Rohul dan juga orang yang terakhir mengidap penyakit ini.
"Sakit, betul-betul sakit, sakit. Kalau tidak ingat keluarga dan perjuangan tenaga medis di RSUD mungkin saya tak tahu nasib saya seperti apa. Alhamdulillah saya dinyatakan negatif," katanya.
AS mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan mentaati anjuran pemerintah mengingat begitu sakitnya menderita Covid-19.
"Saya sudah merasakan betapa sakitnya penyakit ini. Untuk itu saya berharap kepada masyarakat agar disiplin mengikuti anjuran pemerintah, jaga kesehatan, usahakan tetap berada di rumah, menjaga jarak, dan terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat," tutupnya.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Rokan Hulu |