PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sejak diberlakukannya social distancing dan physical distancing di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melaporkan adanya penurunan angka pemasangan alat kontrasepsi.
Hal itu membuat kekhawatiran terhadap potensi angka kehamilan yang tinggi pasca pandemi corona akan menjadi fenomena baby boom.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam dialog di salah satu stasiun Televisi Nasional mengatakan hal yang menjadi kekhawatiran jika Baby Boom terjadi adalah terjadinya Unwanted Pregnancy atau kehamilan yang tidak diinginkan.
"Kita itukan paham betul saat ini kita terus mengerjakan visi misi Jokowi yakni meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul agar Indonesia semakin maju. Dalam hal ini kita tahu betul, bahwa supaya SDM ini unggul yang harus berkualitas itu adalah produknya. Kalau seandainya terjadi kehamilan yang meningkat yang mayoritas karena tidak sengaja karena pandemi dan tidak terencana maka akan terjadi yang namanya unwanted pregnancy," ungkapnya.
Kemudian lanjut Hasto, dampak dari unwanted pregnancy atau kehamilan yang tidak diinginkan ini ada beberapa hal. Yang pertama adalah terjadinya stunting.
"Kita tahu bahwa presiden Jokowi memerintahkan agar stunting turun. Nah kalau sekarang ini banyak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, kita khawatir juga. Karena jarak kehamilan antara kehamilan sebelumnya terlalu dekat, maka resiko terjadi stunting itu tinggi," ujarnya.
Dampak selanjutnya adalah tingginya angka kematian ibu. Saat ini saja tingkat kematian ibu masih sangat tinggi yakni 305 per 100 ribu kelahiran.
"Untuk itu kita harus mencegah agar tingkat kemarian ibu jangan sampai bertambah lagi. Kalau kehamilan meningkat dan kehamilannya tidak dikehendaki, ini yakin kematian ibu akan meningkat," Cakapnya.
Dampak yang ketiga adalah meningkatkan angka kematian bayi. Kalau ada kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan meningkat, biasanya tingkat kematian anak juga meningkat.
"Jadi bukan hanya permasalahan Baby Boom nya saja tapi kemudian dampak lanjutannya jika memang itu terjadi akan menjadi masalah serius yang akan menjadi tantangan dalam mencapai visi yang kita inginkan bersama," ungkap Hasto.
Pada kesempatan tersebut, Hasto juga menyarankan agar Pasangan Usia Subur (PUS) menunda untuk punya momongan di masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan usia kehamilan muda memiliki resiko tinggi terpapar virus Covid-19, karena daya tahan tubuhnya menurun.
"Biasanya kalau hamil muda daya tahan tubuhnya menurun, karena ada penyesuaian tubuh ibu dengan bayi yang ada dalam kandungan. Selain itu, menurut Hasto pada saat pandemi Covid-19 ini akan memberikan ujian berat bagi wanita di masa-masa kehamilannya, sebab wanita hamil itu diciptakan dengan daya tahan tubuh yang menurun," ungkap Hasto.
Namun, apabila sudah terlanjur hamil, Hasto menyarankan agar orang tersebut diam di rumah dan tidak panik. Tetap jaga jangan sampai terjadi sesuatu. Tetap kontrol karena ini penting.
"Kemudian saat ini kami juga terus memberikan layanan kontrasepsi di seluruh indonesia. Alat kontrasepsi kami berikan secara gratis melalui bidan dan juga melalui klinik-klinik yang ada," tukasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional, Pemerintahan |