PEKANBARU (CAKAPLAH) - Setelah pandemi Covid-19 berakhir, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengkhawatirkan adanya lonjakan penduduk.
Pasalnya, Pandemi Covid-10 mempengaruhi berbagai aspek tak terkecuali pada pelayanan Program Keluarga Berencana.
Dengan turunnya para peserta KB tersebut, maka ada potensi terjadi baby boom di masa yang akan datang. Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya banyak para akseptor KB yang merasa takut ketika hendak mengakses pelayanan KB di masa pandemi Covid-19 ini.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, selama ini pelayanan BKKBN adalah dengan Baksos, sosialisasi oleh Penyuluh Keluarga Berencana, dan juga kader-kader.
"Jadi sangat full kontak atau people to people contact atau person to person. Sehingga ketika ada physical distancing atau social distancing maka jelas akan menurun pelayanan itu," ujar Hasto, Sabtu (9/5/2020).
Oleh karena itu, berbagai kebijakan dilakukan BKKBN untuk terus menggenjot peningkatan kesertaan ber-KB tersebut, demi mengantisipasi terjadinya baby boom di masa yang akan datang,
Menurut Hasto terdapat lima kebijakan BKKBN yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 yaitu yang pertama adalah BKKBN, baik Pusat dan Provinsi, maupun Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduku (DPPAPP) akan berkoordinasi dengan OPD Bidang Dalduk dan KB Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai melalui berbagai media terutama media daring,
"Yang kedua, Penyuluh KB (PKB)/Petugas Lapangan KB (PLKB) bekerja sama dengan Kader Institusi Masyarakat Pedesaan melakukan analisis dari R1 Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mengetahui jumlah dan persebaran PUS yang memerlukan pelayanan suntik KB, Pil KB, IUD dan Implan," jelasnya.
Selanjutnya yang ketiga, PKB/PLKB dapat mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil dan kondom dibawah supervisi puskesmas/dokter/bidan setempat,
Keempat PKB/PLKB melakukan koordinasi dengan faskes terdekat serta PMB dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan KB, serta pembinaan kesertaan ber-KB termasuk KIE dan Konseling menggunakan media daring dan medsos atau kunjungan langsung dengan memperhatikan jarak ideal, dan
"Dan yang kelima adalah mengajak bidan berperan sebagai pengawas dan pembina dalam hal distribusi alokon yang dilakukan oleh PKB/PLKB," tukasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional |