Ustaz Felix Y. Siauw (kiri) bersama Ustaz Abdul Somad
|
Pekanbaru (CAKAPLAH) - Sahabat Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan kado buku kepada ustaz kondang dari Riau itu sebagai kado ulang tahunnya ke 43 yang bertepatan pada Senin (18/5/2020). Sejumlah nama-nama besar ikut menuliskan pengalamannya dan pandangan terhadap sosok UAS dalam buku "Guru Mengaji Dari Kampung, 43 Kisah Bersama Ustaz Abdul Somad" itu, mulai dari KH. Bachtiar Nasir, KH Hasan Abdullah Sahal, politisi Fahri Hamzah, Ustadz Felix Y. Siauw, Ustadz Hanan Attaki, hingga musisi Melly Goeslaw.
Dalam tulisan berjudul "Anugerah untuk Indonesia" itu, Ustaz Felix Siauw menceritakan bagaimana pertama kali bertemu dan mendengarkan ceramah UAS, yang kala itu belum dikenal luas di tanah air.
Pertemuan itu bermula saat Ustaz Felix Siauw menjadi pembicara pada acara bedah buku di Pekanbaru pada bulan Juli tahun 2012 di Masjid Akramunnas. Subuh sebelum acara, panitia mengajaknya untuk melaksanakan salat subuh di masjid yang terletak di kampus Universitas Riau, Gobah tersebut.
Usai salat subuh berjamaah ternyata ada pengajian. "Seorang ustadz lokal naik mimbar, badannya kurus, penampilannya bersahaja, tegas dan khas Melayu dengan cambang yang baru tumbuh sekitar 2 hari. Itulah kali pertama saya berjumpa dan mengenal Ustadz Abdul Somad," kata Ustaz Felix Siauw.
Ternyata Ustaz Felix Siauw langsung terkesima mendengar ceramah UAS. "Dari pengantar acara tahulah saya dia ulama kebanggaan orang Pekanbaru, gelar Lc. MA melekat di belakang namanya, S2 Ilmu Hadits, yang sangat tak seimbang bila disandingkan dengan S1 Pertanian saya. Bahasannya ringan, ilmunya daging semua, dengan pelafalan khas Melayu yang membuat saya mengilas balik masa kecil saya di Palembang," ceritanya.
Tak hanya itu, kata Felix, UAS sangat fasih mengucap hadits berikut sanad, sampai kisah para perawinya. Semua itu di luar kepala. "Yang lebih hebat lagi, jamaah nyaman dan dibuat terpingkal-pingkal di tengah beliau menyampaikan pemahaman hadits,".
Dalam hati Felix, UAS merupakan ulama yang sangat piawai dalam seni bicara, pintar dalam kejiwaan, ahli dalam agama, dan relate dalam penyampaian. Hal itu merupakan kombinasi 'mematikan' dalam retorika dakwah.
Dalam tulisan yang sama, Felix Siauw juga menceritakan sosok UAS dalam keseharian yang sangat berbeda ketika berada di atas mimbar lantang dan sangat fasih. "Di keseharian, beliau lebih banyak diam, dan bilapun berbicara, beliau sangat halus hingga kita harus mendekatkan telinga untuk mendengarnya," ujarnya.*
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |