Ilustrasi/int
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pasca Idul Fitri 1441 H, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Provinsi Riau mewaspadai klaster baru Covid-19 di Bumi Lancang Kuning.
"Kita khawatir terjadi klaster baru di Riau pasca lebaran," kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi, Rabu (27/5/2020).
Indra Yovi mengatakan, kondisi tersebut baru akan terpantau dua minggu pasca lebaran atau menjelang tanggal 12 Juni 2020.
Menurutnya, penambahan klaster baru Riau ini juga dikhawatirkan awal mula fase kedua penyebaran Covid-19 di provinsi Riau.
"Yang jelas perkiraannya sampai 12 Juni 2020. Jika tak terjadi penambahan signifikan gelombang kedua tak terjadi. Tapi kalau bertambah signifikan, jika sehari nambah 5-7 kasus. Artinya kita akan mulai dari awal," terangnya.
Lebih lanjut Yovi menyampaikan, fase pertama penyebaran Covid-19 di Riau sebenarnya sudah hampir selesai. Jika tak ada klaster santri Temboro, Magetan Jawa Timur dan klaster Sukabumi, Jawa Barat.
"Kalau tidak dua klaster itu, maka Riau sudah bisa bernafas lega. Sebab sudah dua pekan tidak ada penambahan jika klaster-klaster tersebut dikeluarkan," paparnya.
"Tapi karena lebaran membuat banyak warga mudik ke Riau sehingga kita khawatirkan menyebarkan Covid-19 dengan klaster baru. Kalau itu terjadi, maka tenaga medis harus melakukan penanganan lebih intensif," sambungnya.
Menurutnya, penyebaran Covid-19 di Riau bisa ditekan kalau pengawasan di wilayah perbatasan bisa diperketat. Sehingga setiap orang-orang yang sebelumnya telah mudik dan akan kembali ke Riau bisa dicegah.
"Sekarang kontrolnya diperbatasan yang harus diperketat. Rata-rata pasien kita positif Covid-19 adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Mereka baru mengetahui positif setelah pemeriksaan swab," pungkasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau |