Akbarizan
|
BEBERAPA hari yang lalu, Firdaus, yang mengaku sebagai pelayan kota Pekanbaru, mengirimkan konsep New Normal dalam bentuk PDF. Konsep New Normal ini adalah kenormalan baru yang akan diberlakukan oleh pemerintahan Indonesia bagi daerah yang telah turun kasus Covid-19, atau telah “melandai” kurva kasusnya di daerah itu. Salah satu daerah tersebut adalah kota Pekanbaru.
Sejak 24 Mei, pasien positif 40 orang, 31 sembuh dan pulang, 5 orang masih dirawat dan 4 orang meninggal dunia. Kasus Postif Covid19 tidak lagi bertambah di Kota Pekanbaru. Alhamdulillah.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 523, 424 orang telah sehat, 40 orang dirawat, 59 orang meninggal dunia. Sebanyak 58 dari 59 yang meninggal dunia ini telah dipastikan bukan positif Covid-19 yang dibuktikan dari hasil swab. Alhamdulillah.
Berdasarkan data ini, maka kota Pekanbaru ditetapkan oleh Pemerintah RI bersiap untuk keluar dari PSBB dan mulai memasuki tahap selanjutnya new normal sebelum virus ini benar-benar hilang di muka bumi.
Dari banyak perilaku new normal yang akan diterapkan, tidak banyak hal baru bagi ummat Islam. Separuhnya tidaklah new, hanya setengah saja yang new normal. Sebagai contoh, perilaku untuk menghindari bersalaman, cipika-cipiki dan berpelukan dengan orang lain. Bagi ummat Islam, bersalaman hanya untuk setengah jenis saja, sesama jenis, setengah jenis lagi haram. Lebih sedikit lagi kalau cipika-cipiki dan berpelukan. Biasanya hanya untuk keluarga atau orang-orang terdekat yang sangat kita kenali. Tidak ada perilaku cipika-cipiki dan berpelukan dalam Islam, seperti menari, dansa, atau pesta yang mendorong untuk terjadinya cipiki-cipiki dan berpelukan tersebut.
Misal lain, menggunakan masker. Setengah ummat Islam telah menggunakan masker. Perempuan muslimat sudah biasa menggunakan masker bila keluar rumah. Cadar sebagai masker mereka. Bahkan lebih dari itu, mereka menutup seluruh anggota tubuhnya. Kaki dan tangannya ditutup dengan kaus, mata ditutup pula dengan kacamata. Hanya laki-laki Muslim sajalah yang harus dibiasakan untuk menggunakan masker bila keluar rumah.
Umpama lain dalam perilaku new normal adalah rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Ummat Islam sekurang-kurangnya mencuci tangan sehari semalam 5 kali, meskipun selama ini tidak pakai sabun. Tinggal membiasakan mereka pakai sabun saja. Bahkan yang mereka cuci bukan hanya tangan, bahkan mulut, muka, kepala dan kaki mereka cuci setiap harinya 5 kali. Pemerintah hanya perlu mempersiapkan sarana dan prasarana untuk itu. Bagi ummat Islam ini akan menguntungkan mereka karena memudahkan mereka untuk membersihkan najis dan kotoran. Ini bukanlah baru sama sekali, setengah new normal.
Contoh lain dalam perilaku new normal adalah tidak keluar rumah kecuali untuk yang sangat penting. Untuk perilaku ini, ummat Islam sudah terbiasa. Mereka tidak akan keluyuran, tidak akan ke karaoke, ke bioskop, atau konkow-konkow di mal. Mereka akan lebih senang untuk diam di rumah bersama keluarga, membaca al-Quran untuk mengisi waktu yang tersisa daripada keluar tanpa juntrungan. Hanya yang tidak normal sekarang adalah kebiasaan mereka shalat ke Masjid berjamaah yang terhalangi.
Firdaus, pelayan kota Pekanbaru..! kalau sudah waktunya hentikanlah PSBB, lanjutkanlah ke new normal. Masyarakat kota Pekanbaru siap untuk menerapkan perilaku new normal. Jalankanlah secara adil, konsisten dan konsekuen perilaku new normal itu untuk semuanya. Usaha besar bukalah dan bukalah pula usaha kecil. Bandara dan mal bukalah, dan buka pula masjid dan musala.
Semua tentu dengan protokol pencegahan Covid-19 dengan perilaku new normal. Masyarakat kota akan mengikuti kalau pemimpin adil dan konsisten, tidak plin-plan apalagi plonga-plongo. Masyarakat ingin hidup selamat dari kematian akibat virus ini, namun mereka juga ingin selamat dari kematian akibat kelaparan.
Akhirnya, wahai Firdaus, pelayan Kota Pekanbaru, mohon maaf lahir batin wa kullu ‘amin wa antum bi khair, semoga sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT, serta selamat dari fitnah sebagai pemimpin. Selamat berhari raya wahai masyarakat kota Pekanbaru. Semoga masyarakat kota Pekanbaru segera terhindar dari segala marabahaya.
Penulis | : | Akbarizan |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Cakap Rakyat |