Rabu, 24 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

CAKAP RAKYAT:
New Normal Jangan Ngasal
Sabtu, 30 Mei 2020 19:04 WIB
New Normal Jangan Ngasal

(CAKAPLAH) - Di tengah pandemi, kehadiran Idul Fitri sebagai momentum kembali ke fitrah begitu berarti. Harapan kita, semoga hadir kehidupan baru lebih baik. Bagi pribadi, keluarga, komunitas, masyarakat dan bernegara. Menyinggung kehidupan baru, Presiden Jokowi telah memutuskan menggelar protokol beradaptasi dengan kehidupan normal yang baru (new normal) secara bertahap. Ditandai terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Pemprov Riau juga berencana terapkan di 9 daerah.

Penerapan adaptasi new normal saat ini mungkin berangkat dari narasi “berdamai dengan corona” dulu digaungkan Presiden. Sayangnya, new normal yang digaungkan pemerintah tak jelas. Setakad ini belum ada kajian dan framework yang dipaparkan. Padahal publik sebagai objek kebijakan perlu tahu. Agar kebijakan ini tak dinilai untuk pemulihan ekonomi semata tapi abai dengan protokol pencegahan dan penularan. Ini jelas beresiko. Sebagaimana pernah saya sampaikan pada tulisan “Wabah yang Berujung Pasrah” yang dimuat di Cakap Rakyat (22/5/2020). Ketika kurva pandemi nasional belum landai, memulihkan rutinitas dan aktivitas ekonomi dinilai gegabah. Seumpama orang terjun payung, masih di ketinggian tapi parasut sudah dicampakkan.

Presiden baiknya hindari keputusan dengan memakai sudut pandang politik. Sudah lupakah Januari-awal Maret 2020? Saat para menteri dan orang sekeliling Presiden mengampanyekan Indonesia bebas corona. Pihak yang mengingatkan ancaman wabah malah dipojokan. Tujuannya supaya rutinitas dan ekonomi terus berjalan. Presiden pun terpengaruh. Memasuki minggu kedua Maret muncul kasus dan terus bertambah. Pemerintah gagap nyaris tanpa contingency plan. Dalam situasi kian sulit, Presiden sering muncul sendiri menjawab persoalan. Sementara orang sekelilingnya seolah meninggalkannya.

Contoh lain tak kalah fatal adalah politik memoles kondisi ekonomi dan keuangan Negara agar tampak baik. Saat pandemi terkuak keadaan sebenarnya. Sampai-sampai untuk urusan wajib saja pemerintah pusat keteteran. Lihat saja penyaluran kurang bayar DBH TA 2019 ke daerah. BPK sampai menyurati Kementerian Keuangan karena keputusan aneh pusat meminta DBH kurang bayar daerah dipakai menanggulangi pandemi. Padahal DBH TA 2019 harusnya sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun anggaran sama 2019. Sementara pandemi terjadi di 2020.

Saatnya Politik beralih ke Saintifik

Menarik menyimak bagaimana Pemerintah Prancis memutuskan kebijakan terkait pandemi Covid-19. Walau kurva pandemi mereka telah landai, namun berhati-hati memilih opsi new normal. Padahal Prancis terancam resesi terburuk sejak PD II. Ditambah kehilangan kontribusi sektor pariwisata selama pandemi. Namun Pemerintahnya mengikuti rekomendasi Komisi Dewan Kajian Ilmiah (The Conseil Scientifique) dalam menentukan langkah penanganan pandemi. Di sana “kekuasaan” seakan beralih dari politisi ke saintis.

Alokasi pencegahan, penanganan dan kesehatan diprioritaskan. Menteri Keuangan Bruno Le Maire dalam wawancara dengan media Inggris Independent berkata: “sebelum memulihkan perekonomian, kondisi warga perlu dipulihkan terlebih dahulu”. Maka, kucuran dana penanganan dan pelayanan kesehatan berikut insentif dan bonus bagi tenaga kesehatan dan profesi lain yang jadi garda terdepan selama pandemi. Dan, alokasi tersebut tak diambil dari pajak tetapi dari pertumbuhan ekonomi. Sedang Indonesia kewalahan untuk penanganan wabah andalkan pajak, sementara ekonomi sejak 2015 trennya mentok di “angka natural” 5 %.

Kembali bicara new normal, perlu kajian dan perencanaan agar pemerintah tak salah langkah dan latah meniru negara lain. Korea Selatan sudah memulai New Normal. Namun terpaksa mengkaji ulang new normal karena terjadi lonjakan kasus. Itu Korea Selatan yang termasuk baik segi penanganan. Indonesia? Data terakhir, recovered rate masih rendah 25.40 % dan death rate masih tinggi 6.18 % (www.coronavirus.thebaselab.com). Jika kebijakan protokol beradaptasi new normal dipaksakan atas pertimbangan ekonomi dan politik, maka jelas targetnya: warga kembali berpenghasilan, roda ekonomi bergerak dan keuangan negara terselamatkan. Tapi apa sepadan dengan konsekuensi ke depan?

Bukan sekedar membangun

Sibuk mengusung new normal tapi miskin perencanaan. Jangan salahkan banyak pihak skeptis dengan new normal pemerintah. Padahal new normal kesempatan langka. Butuh roadmap dan rencana ke depan. Bukan untuk gagah-gagahan. Bukan pula sekedar “membangun” tetapi “membangun” kehidupan lebih baik. Artinya ada komitmen yang harus ditagih dari pemangku kepentingan. Khususnya terhadap isu-isu yang muncul selama pandemi.

Pertama, Sektor pemerintahan. Pengambilan keputusan Pemerintah RI paling disorot selama pandemi. Survei kolaboratif universitas ternama dunia termasuk Harvard, merilis indeks persepsi kecukupan pemerintah penanganan Covid-19. Pemerintah RI mendapat persepsi terburuk dibanding negara tetangga. Ditambah pusat kurang terbuka mengadopsi ide-ide perbaikan. Bahkan gagap ketika ada Pemda yang inisiatif dan inovatif. Contoh Pemda DKI dan Jawa Barat berlomba bangun database dan pemetaan sebaran corona dengan update lebih cepat, yang sangat membantu strategi penanganan. Namun pusat malah defensif. Pemda DKI pernah ditegur gara-gara data disajikan berbeda dengan situs Kemenkes. Sayangnya, situs Kemenkes justru diprotes banyak pihak karena lemot dan kejanggalan penyajian data. Di era smart government dan smart governance dan warga makin lekat dengan teknologi plus makin populernya Work From Home (WFH), pemerintah pusat dituntut transaparan dan jadi contoh ke Pemda, bukan sebaliknya. Ke depan, pemerintah yang aware terhadap teknologi, bukan sebatas pengguna tetapi inovasi, lebih cepat merespon tantangan dan bangkit dari pandemi daripada yang gagap.

Kedua, Kelemahan tata kelola sektor kesehatan. Alokasi kesehatan tak memadai dibayar mahal dengan layanan kesehatan warga dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan yang serba terbatas. Jangankan di pelosok, sekelas ibukota negara dan provinsi saja gelagapan. Ditambah BPJS yang amburadul. Sarana dan prasarana kesehatan, keberadaan fasilitas penanganan wabah, laboratorium pengujian dan ketersediaan alat medis adalah PR terbesar. Seiring status Indonesia tak lagi negara berkembang, harapannya bisa berkontribusi bagi dunia. Terutama penelitian dan produksi vaksin. Kita berpengalaman menangani kasus flu burung (H5N1) dan punya banyak ahli termasuk mantan Menkes yang revolusioner Siti Fadilah. Alokasi anggaran kesehatan memadai adalah faktor kunci. Termasuk memaksimal kampanye kesehatan. Himbauan menjaga kebersihan dan kesehatan selama pandemi contoh sukses. Bukti masyarakat mampu berdisiplin, mengikuti anjuran dan prosedur kesehatan jika disosialisasikan secara benar dan tepat.

Ketiga, isu sosial dan ekonomi. Pelaku usaha ekonomi menengah ke bawah, pekerja informal, profesi di garda terdepan dan golongan tak mampu. Saat pandemi flu Spanyol 1918 membawa perubahan besar regulasi dan kebijakan di negara-negara terdampak. Pemerintah pun memperbaiki kesejahteraan sejumlah profesi seperti pengantar bahan kebutuhan pokok, pekerja informal, buruh, tenaga kesehatan, petani, peternak dan mereka yang terdampak pandemi. Pandemi Covid-19 juga. SDM kesehatan, perawat hingga dokter banyak masih tidak jelas masa depannya. Sampai-sampai di debat Capres di Pilpres 2019 keluar celutukan gaji dokter kalah besar dari juru parkir, yang diamini Perwakilan IDI bahwa dokter di daerah masih banyak bergaji Rp3 juta. Begitu juga usaha ekonomi menengah ke bawah, perlu recovery berupa insentif dari kebijakan, pekerja informal dan yang selama pandemi terdampak, dan buruh yang makin tak terproteksi dari segi regulasi. Celakanya, RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang ditolak karena tak adil terhadap para pekerja, malah digesa pembahasannya selama pandemi. Bikin new normal makin tak jelas.

Keempat, Defisit ketahanan pangan jadi mimpi buruk. Organisasi PBB untuk urusan pangan dan pertanian FAO sudah mengingatkan potensi krisis pangan. Menanggapi kondisi tersebut, pertengahan April 2020 Presiden Jokowi buat pernyataan bahwa ini momentum reformasi sektor pangan. Gagasan patut dihargai meski sudah sangat terlambat. Sekarang tentu butuh kerja ekstra plus mukjizat untuk mengeksekusinya. Di akar rumput, petani dan peternak sudah lama menjerit dan hilang kepercayaan akibat kebijakan impor pangan jor-joran 5 tahun belakangan. Data Bank Indonesia (BI) Februari 2020, faktor impor barang konsumsi non migas seperti produk pertanian dan peternakan berkontribusi besar terhadap tekornya neraca perdagangan. Apabila pemerintah benar-benar serius reformasi pangan, paparkan tahapan mulai sekarang hingga ke depan. Serius batasi impor, bangun regulasi berpihak kepada komoditas lokal dan petani lokal, serta perkuat kampanye ketahanan pangan ke masyarakat luas.

Demikian pemaparan sederhana dari sekian banyak gagasan yang bisa ditambahkan. Kita ingin, keputusan pemerintah RI beradaptasi dengan new normal bukan ikut-ikutan. Tapi ada kajian apakah sudah pantas diberlakukan? Terus, apa gagasan perubahan ke depan? Jika new normal hanya untuk menggenjot produktivitas perekonomian di tengah keuangan negara bermasalah dan diputuskan atas pertimbangan politik elit dan kekuasaan, wajar jika banyak mempertanyakan.***

Penulis : H. Sofyan Siroj Abdul Wahab LC MM, Anggota DPRD Provinsi Riau, Komisi III
Editor : Jef Syahrul
Kategori : Cakap Rakyat
Idulfitri 1445 Riau Petroleum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Selasa, 07 Februari 2023 12:12 WIB
Kesejahteraan Pekerja dan Martabat Bangsa
Senin, 06 Maret 2023 09:43 WIB
Kebijakan Untuk Digugu Dan Ditiru
Rabu, 28 Desember 2022 10:22 WIB
Regulasi Mengatasi Penyimpangan
Kamis, 23 Februari 2023 08:02 WIB
Investasi Paling Untung Itu SDM
Senin, 07 November 2022 10:01 WIB
Pariwisata Memperkuat Budaya
Selasa, 29 November 2022 11:31 WIB
Korpri Dan Misi Mulia Bagi Negeri
Sabtu, 11 Maret 2023 08:40 WIB
Wanita Dan Daya Saing Bangsa
Selasa, 20 Desember 2022 17:48 WIB
Kesetiakawanan Butuh Keteladanan
Kamis, 12 Januari 2023 08:38 WIB
Nasibmu Wahai Buruh Dan Pekerja
Minggu, 12 Februari 2023 19:23 WIB
Pers Dan Peran Mendidik Bangsa
Rabu, 25 Januari 2023 08:01 WIB
Tekad Ekstrem Atasi Kemiskinan
Senin, 09 Januari 2023 08:03 WIB
Pelayanan Adalah Pondasi
Jum'at, 20 Januari 2023 08:02 WIB
Budaya Sarana Memajukan Bangsa
Rabu, 23 November 2022 12:01 WIB
Permenaker 18, PHP?
Jum'at, 03 Februari 2023 08:16 WIB
Riau Dan Cita Destinasi Medis
Sabtu, 31 Desember 2022 15:07 WIB
2023 dan Asa Lebih Baik
Senin, 30 Januari 2023 08:04 WIB
Kearifan Lokal Solusi Persoalan Gizi
Senin, 21 November 2022 08:31 WIB
Anak Aset Bangsa
Selasa, 28 Februari 2023 10:09 WIB
Insiden Kerja, Sampai Kapan?
Kamis, 23 Maret 2023 08:03 WIB
Ramadhan Bulan Produktif
Sabtu, 24 Desember 2022 08:01 WIB
Walau Anomali, Selamat Argentina! Indonesia?
Senin, 16 Januari 2023 08:02 WIB
Pentingnya Pengawasan
Senin, 20 Maret 2023 08:01 WIB
Riau Yang Tak Berdaya
Kamis, 02 Februari 2023 13:04 WIB
Tahun Politik dan Siklus Perubahan Bangsa
Rabu, 15 Maret 2023 10:07 WIB
Perjuangkan Hak Honorer!
Senin, 27 Februari 2023 11:22 WIB
Demokrasi Dibajak Oligarki
Jum'at, 03 Maret 2023 08:20 WIB
Menjaga Kedaulatan Negara
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Selasa, 23 April 2024
Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif di Riau Diikuti Puluhan Insan Ekraf
Selasa, 23 April 2024
Bahas Cooling System Pemilu, Korum PPI Riau Terima Kunjungan PKDN Sespimti Polri
Selasa, 23 April 2024
Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Selasa, 23 April 2024
Gelar Workshop UKMK Berbasis Kelapa Sawit, Aspek-Pir Riau Angkat Tema Kecantikan

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Jumat, 09 Februari 2024
Apple Kembangkan 2 Prototipe iPhone Lipat Bergaya Flip

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Selasa, 26 Maret 2024
BPH UMRI Gelar Lomba Ibadah Praktis Sesuai Tuntunan HPT
Senin, 25 Maret 2024
Berhadiah Umrah dan Beasiswa, Umri Gelar Lomba Tahfidz Alquran
Kamis, 21 Maret 2024
UPT Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru UMRI Taja Ifthor Jama’i

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www