Masyarakat Desa Salo sedang berdo'a di kuburan pada saat Hari Raya Enam, Ahad (31/5/2020).
|
MUARA UWAI (CAKAPLAH) - Meskipun pemerintah daerah tetap membolehkan adanya kegiatan ziarah kubur pada Hari Raya Enam (Aghi Ayo Onam) di Kecamatan Bangkinang sekitarnya dengan syarat tetap dengan protokol kesehatan, Ahad (31/5/2020) namun Aghi Ayo Onam atau sering disebut juga Aghi Ayo Zora di beberapa desa dan kelurahan relatif lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari pantauan CAKAPLAH.COM, bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di beberapa ruas jalan di beberapa desa di Kecamatan Bangkinang seperti di Desa Muara Uwai, Desa Pulau Lawas, Desa Binuang, Kelurahan Pasir Sialang, Kelurahan Pulau dan beberapa desa di Kecamatan Salo diantaranya Desa Sipungguk, Ganting Damai selalu dipadati masyarakat yang hilir mudik menuju pemakaman keluarga ataupun suku masing-masing dan saling berkunjung ke rumah sanak sausara pada tahun ini tidak begitu ramai. Biasanya, setelah Salat Subuh berjemaah, masyarakat telah terlihat berduyun-duyun di jalanan menuju pemakaman keluarga atau suku masing-masing.
Acara seremonial Hari Raya Enam yang biasanya dihadiri pejabat daerah maupun wakil rakyat juga tidak ada termasuk acara makan bersama yang selalu digelar di Muara Uwai.
Selain berkurangnya keramaian, antuasiasme masyarakat menyediakan makanan khas pada Hari Raya Enam kali ini juga berkurang. Menurut Khairudin (48) warga Desa Muara Uwai, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 dengan berbagai aturan yang harus ditaati dan masih enggannya masyarakat untuk saling kunjung mengunjungi maka pada tahun ini banyak masyarakat tidak membuat makanan khas Hari Rayo Onam seperti lomang, sari kayo, kue jalo, ketupat dan berbagai jenis makanan lainnya.
Menurut beberapa warga di Kecamatan Bangkinang dan Salo banyak yang merantau ke Malaysia, Batam, Tanjung Pinang dan daerah lainnya. Biasanya mereka pulang kampung. Tapi karena adanya pandemi Covid-19 maka banyak yang tidak pulang kampung.
Selain itu, masyarakat yang berada di kampung juga masih bertahan untuk tidak keluar rumah menghindari kerumunan. Meskipun Pemkab Kampar bersama forum komunikasi pimpinan daerah telah mengingatkan bahwa selama Ayo Onam tetap dengan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan namun di lapangan banyak ditemui warga yang tidak menggunakan masker. Sebagian yang tidak menggunakan masker menggunakan kain sarung yang biasa dibawa pada saat Aghi Ayo Onam sebagai pengganti masker.
Dari pantauan hari ini, tradisi makan siang bersama di masjid atau di masalah setelah melaksanakan ziarah juga tidak semua dilakukan masyarakat.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Kampar |