Walikota Pekanbaru Firdaus (kanan) bersama Sekda M Noer
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Akhir bulan Juni ini Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT ingin mengganti posisi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru yang kini dijabat oleh M Noer MBS.
Namun, saat ini M Noer MBS sedang proses mengajukan Widyaiswara. M Noer MBS sempat melontarkan pernyataan ke media jika Ia diganti sebelum proses Widyaiswara keluar sama saja Ia dicopot dan terkesan dianiaya.
Menanggapi itu, Walikota Firdaus enggan berkomentar. Ia memilih tidak menjawab saat wartawan mencoba mengkonfirmasikan terkait pergantian jabatan Sekda Kota Pekanbaru.
"No comment," kata Walikota Firdaus saat ditanya wartawan.
Diberitakan sebelumnya, Sekda yang sekarang dijabat M Noer MBS sedang mengajukan widyaiswara.
Widyaiswara adalah aparatur sipil negara (ASN) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
"Sekarang (pengajuan widyaiswara) sedang proses di Provinsi (Pemprov Riau). Jadi kita memang sudah menyampaikan juga. Kita bekerja tetap profesional. Selagi kita megang jabatan, kita tetap maksimal. Kita memang ingin memberikan yang terbaik sesuai dengan tanggung jawab kita," kata M Noer MBS, Kamis (18/6/2020) kemarin.
Kata M Noer, Pemprov Riau dalam hal ini gubernur, sudah menyampaikan bahwa proses widyaiswara, untuk mendapatkan Widyaiswara itu harus posisi dalam memegang jabatan. Kalau proses ini nanti tidak memegang jabatan tidak bisa inpassingnya. Artinya, masuk ke kategori pensiun.
"Itu juga sudah kita sampaikan ke pak wali. Mohon izin pak kami sedang mengusulkan dan sedang ditunggu. Serahterimanya (jabatan sekda) sampai widyaiswara keluar," kata dia.
M Noer MBS juga menyebut, jika nanti ditunjuk Pelaksana tugas sebelum widyaiswara keluar, sama saja ada pencopotan jabatan Sekda. Hal itu, tidak diinginkan M Noer MBS lantaran terkesan dianiaya.
"Tapi kalau diinikan sebelum widyaiswara keluar. Ke Gubernur percuma diurus. Karena sama dengan mencopotkan. Tentu itu kita tidak mau. Itu namanya dianiaya. Kita berharap tidak dianiaya. Karena kalau orang yang dianiaya, siapa pun. Cacing pun dianiaya, doanya tentu tidak baik. Kita berharap tidak seperti itu. Namun, keputusan tetap di eksekutor," paparnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |