BANGKINANG (CAKAPLAH) - Dua perguruan tinggi dari dua kabupaten di Riau, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bangkinang dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ar Ridha Bagansiapiapi melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) "Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia" di Gedung Pasca Sarjana STIE Bangkinang di Jalan Dr. A Rahman Saleh, Bangkinang, Sabtu (20/6/2020).
Dari STIE Bangkinang ditandatangani oleh Dr H Zulher, MS selaku Ketua STIE Bangkinang dan dari STAI Ar Ridha Bagansiapiapi diwakili Budi Setiawan, M.Pd selaku Ketua STAI Bagansiapiapi.
Ketua STIE Bangkinang H Zulher terkait penandatangan MoU ini mengatakan, dengan adanya kerjasama ini mereka berharap adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Kampar dan Rohil dan ke depan bisa menjadi yang terdepan di Sumatera.
"Karena sama-sama kita ketahui kalau pendidikan maju, kita menjadi maju, daerah maju, bangsa dan negara maju. Itu tergantung dengan pendidikan. Makin bagus pendidikan seseorang maka akan semakin bagus daerah dan bangsa," beber Zulher.
Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar menambahkan, sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, target kerjasama ini yaitu dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama ini, seperti data yang kita lihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak di Indonesia tamat SD dan tidak tamat SD, itu porsi terbesar. Sekarang kita bagaimana balikkan yang S1, S2 dan jika perlu S3 lebih banyak porsinya," ulas Zulher.
Kemudian dalam konferensi pers usai acara penandatanganan MoU, Zulher menyampaikan, STIE Bangkinang berdiri pada tahun 1999 lalu. Pendirian sekolah tinggi ekonomi karena pada waktu itu, setelah krisis moneter 1998, persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat adalah persoalan ekonomi.
"Alhamdulillah sekarang kedua jurusan di S1 baik manajemen dan akuntansi akreditasinya B dan institusi juga B," beber pria yang low profil ini.
Lebih lanjut Zulher mengatakan, dalam perjalanan STIE Bangkinang, setelah melihat persoalan SDM di Kabupaten Kampar, melalui diskusi, maka dalam rangka meningkatkan kualitas SDM baik masyarakat umum, kalangan birokrat, dosen, pegawai, aparat penegak hukum maka STIE Bangkinang berpandangan sangat diperlukan didirikannya pasca sarjana.
Setelah melalui proses, maka tepat 10 Oktober tahun 2019, Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen STIE Bangkinang telah mendapatkan SK Menteri Ristek Dikti RI dengan nomor 943/KPT/I/2019.
"Angka satu di SK karena selain dari kota madya, yang ada program S2 nya di kabupaten/kota yang pertama baru di Kampar. Maka angka satu izinnya.
Kalau ada yang meragukan izinnya, kita izinnya resmi," tegas Zulher.
Meski masih ditahun pertama, jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di Pasca Sarjana STIE Bangkinang telah mencapai 74 orang. Para mahasiswa ini tidak hanya dari masyarakat umum namun juga dari kalangan birokrat, anggota dewan, pengusaha dan kalangan lainnya.
"Kenapa program manajemen, karena kelemahan kita adalah memanage. Termasuk memanage diri sendiri. Kalau pengusaha kita harapkan jadi pengusaha yang handal, birokrat yang handal, polisi yang handal dan lain sebagainya," ulasnya.
Mengenai tenaga pengajar, STIE Bangkinang juga diperkuat sejumlah guru besar (profesor) dan doktor. Tenaga pengajar diantaranya berasal dari Universitas Sumatera Utara dan Universitas Riau.
Puket I STIE Bangkinang H Zahir Basem menambahkan, program studi magister manajemen ini akan melahirkan konsentrasi-konsentrasi dalam pembelajarannya.
Pengajaran di program ini menggunakan sistem, metode, kontrol dari pimpinan, sub bagian, prodi, standar akademik dan penjaminan mutu. "Kalau tak demikian maka tak akan dapat B. Dapat nilainya harus diatas 300," kata Zamhir.
Begitu juga dengan proses penilaian, di STIE terdapat satuan pembelajaran dan sistem penilaian. Menggubakan sistem rubrik penilaian, bahkan telah diakui oleh pihak Kopertis karena independen.
Ia juga menyinggung soal SDM yang dilibatkan di STIE. Dikatakan, Untuk tenaga dosen misalnya. Mereka mencari dosen yang fokus untuk akademik. Menurutnya, sebagai orang akademik tidak identik dengan menonjolkan pendapatan/bisnis Karena tidak cocok dengan kultur orang Timur. "Pendekatan ke dosen harus pendekatan profesional, keilmuan, ilmiah dan akademik," beber Zamhir. Ia berharap tenaga SDM yang terlibat menyesuaikan dengan STIE.
Sementara itu Ketua STAI Ar Ridha Bagansiapiapi Budi Setiawan ketika ditanya mengenai kerjasama ini menyampaikan, STIE Ar Ridho Baganapiapi menyambut baik kerjasama dengan STIE Bangkinang karena dengan adanya kerjasama ini mereka berharap mampu meningkatkan kualitas SDM di masing-masing daerah.
"Kami juga berharap ditingkatkan lagi di bidang lain," katanya. "Dengan hadir program pasca sarjana di Rohil akan banyak SDM di Rohil yang gabung di program pasca sarjana ini," pungkasnya.
Penandatanganan juga disaksikan
Ketua Program Studi Pasca Sarjana STIE Bangkinang DR Yusup, MM, Ketua Senat STAI Bagansiapi-api Dr Zulkifli.
Dari STIE Bangkinang juga dihadiri oleh Pembantu Ketua (Puket) I Ir H Zamhir Basem, MM, Puket II DR Syamsuizal Hasan, MM, DR Suarni Norawati, sejumlah dosen dan karyawan. Turut hadir juga salah seorang perwakilan mahasiswa Program Pasca Sarjana STIE Bangkinang Amir Luthfi yang juga merupakan pengusaha muda nasional asal Kabupaten Kampar.
Sementara dari Pemerintah Kabupaten Kampar diwakili Muhammad Saleh yang menjabat Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga dan dari Polres Kampar yang diwakili Kabag Sumda Kompol Karyono. Selain itu hadir juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kampar Akhir Yani,SE.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hilir |