MERANTI (CAKAPLAH) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menerima kunjungan dari legislator Kabupaten Karimun, Jumat (18/6/2020). Dalam pertemuan itu, dibahas cara penanganan Covid-19 di masing-masing daerah dan meminta adanya pemeriksaan yang ketat kepada pendatang dari luar daerah.
Kedatangan legislator dari daerah tetangga disambut langsung oleh Asisten I Setdakab Kepulauan Meranti Syamsuddin SH MH, Kadis Kesehatan Meranti dr Misri Hasanto MKes, Kabag Ren Polres Meranti Kompol Amir Husin, Ketua MUI Meranti H Mustafa, perwakilan Koramil Tebingtinggi Lakattang, Jubir Covid-19 Meranti Fahri SKM, Direktur RSUD dr Ria, Kabag Humas dan Protokol Meranti Rudi dan beberapa pejabat lainnya.
Pihak DPRD Karimun dihadiri Wakil Ketua DPRD Sulfanow Putra, anggota Komisi I DPRD Karimun Sulistina, H Anwar Hasan, FachruL Rozi, Balia, Zulfikar, dan Sumardi, serta Sekwan DPRD dan pejabat lainnya.
Dalam penyampaiannya, Sulfanow mengatakan bahwa kondisi Karimun dan Kabupaten Meranti sama. Yaitu sama-sama merupakan wilayah berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Sehingga, kedua daerah ini banyak menerima orang yang sebagian besar TKI dari dua negara tetangga tersebut yang telah lebih dulu ditetapkan sebagai Zona Merah Covid-19.
Dipaparkan Sulfanow, dari data Tim Gugus Tugas Covid-19 Karimun, sejak Januari 2020 jumlah TKI asal Malaysia yang masuk ke Karimun pada gelombang pertama sebanyak 17 ribu orang. Dari jumlah itu, sebanyak 280 orang warga berstatus ODP, sementara 24 orang ditetapkan sebagai PDP. Lalu, 22 orang diantaranta telah selesai pengawasan, dan 2 lagi masih dalam pengawasan dirumah. Sementara untuk PDP yang meninggal sebanyak 3 orang, Positif Covid-19 sebanyak 5 orang dan 4 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh sehingga tinggal 1 orang yang masih dirawat.
Namun dari informasi yang disampaikan Sulfanow saat ini jumlah pasien yang terpapar Covid-19 di Karimun sudah 0.
Ia berharap kondisi itu tetap bertahan caranya dengan menjaga masuknya warga dari daerah lain ke Karimun.
Diakui Sulfanow lagi, warga Karimun tidak terlalu khawatir dengan warga asal Selatpanjang. Tapi, yang ditakutkan adalah ada warga daerah lain yang masuk melalui Selatpanjang menuju Karimun. Untuk itu ia berharap agar Tim Gugus Tugas Meranti melakukan pengawasan ketat kepada warga dari Selatpanjang menuju Karimun. Dan sebaliknya Karimun juga melakukan hal yang sama bagi warga yang keluar dari Karimun menuju Selatpanjang.
"Sehingga kita tidak saling curiga. Sama-sama kita perketat pengawasan terhadap warga yang masuk," kata Sulfanow.
Asisten I Setdakab Kepulauan Meranti, Syamsuddin yang juga Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 mengatakan, di Meranti sudah 0 kasus positif Covid-19. Semua pasien sembuh, tidak ada yang meninggal dunia. Dijelaskan Syamsuddin, kunci utama keberhasilan Pemkab Meranti mencegah penyebaran Virus Covid-19 adalah aksi di lapangan dalam memantau dan mengawasi pendatang yang masuk ke Meranti melalui pintu masuk Pelabuhan secara ketat. Selain itu menggencarkan sosialisasi ditengah masyarakat untuk secara disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan serta mengeluarkan kebijakan dan regulasi untuk mengatur aktifitas masyarakat. Terakhir, kelengkapan administrasi pengganggatan agar setiap dana yang dikeluarkan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Lebih jauh disampaikan Syamsuddin, sejauh ini Pasien Positif Covid-19 di Meranti hanya berasal dari daerah Bandul yaitu Santri Magetan. Transmisi lokal hanya terjadi pada keluarga pasien. Dengan kesigapan Tim gugus tugas melakukan Isolasi dan pengobatan akhirnya semua pasien Covid-19 Cluster Magetan tersebut berhasil sembuh dan penyebaran berhasil ditekan. Kini kondisi Meranti sudah kembali ke zona hijau dengan jumlah kasus positif Covid-19 = 0.
Ditambahkan Kadiskes Kepulauan Meranti, Dr Misri Hasanto MKes, sejak awal tahun 2020 Pemkab Kepulauan Meranti telah mengambil langkah nyata dalam hal mengantisipasi masuknya wabah Covid-19. Diantaranya, Januari 2020, bertepatan dengan Imlek, saat itu Meranti menggelar sebuah iven besar Cian Cui atau Perang Air. Dimana, pada momen ini dihadiri oleh puluhan ribu warga Tiong Hoa dari berbagai negara termasuk Cina. Dengan kedatangan puluhan ribu tamu itu, kata Misri, Kepulauan Meranti telah lebih dulu berupaya mengantisipasi penyebaran Virus Covid-19.
"Alhamdulillah berkat koordinasi yang baik antar OPD kegiatan Cian Cui berlangsung baik dan penyebaran Virus Covid-19 di Meranti dapat diantisipasi. Ketika itu sebanyak 5000 warga Tiong Hoa dipantau, 3 orang warga yang terindikasi Positif Covid-19 kita dipulangkan tak boleh masuk Selatpanjang," beber Misri.
Selanjutnya pada Februari 2020, Pemkab Meranti mendengar adanya pertemuan para tokoh agama dari berbagai negara di dunia yang dipusatkan di Malaysia. Setelah pertemuan itu, diketahui 400 peserta dinyatakan positif virus Corona, parahnya, puluhan orang peserta diketahui orang Riau termasuk warga asal Kepulauan Meranti. Mendapati kondisi itu, Pemkab Meranti langsung berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk memblok semua warga asal Malaysia yang terindikasi terpapar Covid-19. Sehingga, lagi-lagi Kabupaten Kepulauan Meranti selamat dan terhindar dari wabah Covid.
Kemudian, tambah Misri, pada tanggal 6 Maret 2020 Gubernur Riau mengumumkan status siaga darurat Covid-19, dan tanggal 17 Maret 2020 Meranti menyusul menetapkan Status Siaga Darurat, dilanjutkan tanggal 30 Maret 2020 penetapan status tanggap darurat karena situasi sudah berpotensi membahayakan dan menuntut untuk segera dilakukan penanganan intensif. "Saat itu semua pasien yang terindikasi Positif Covid-19 tidak boleh masuk ke Meranti," ucap Misri.
Masalah baru muncul ketika daerah Jawa memberlakukan Lockdown dan menghentikan seluruh aktifitas yang mengundang kerumunan masa termasuk proses belajar mengajar di Pesantren, ketika itu ratusan santri asal Riau pulang ke daerah masing-masing termasuk santri asal Meranti tepatnya di Desa Bandul, Kecamatan Tasik Putri Puyu. "Di situlah baru ditemukan kasus Positif Covid-19, awal dilakukan pemeriksaan santi ini negatif namun saat dilakukan pemeriksaan selanjutnya didapati 2 positif. Mendapati hal itu Meranti langsung melakukan Tracing dan ditemukan 4 warga positif covid-19 yang tak lain adalah keluarga dari santri tersebut yang terpapar melalui transmisi lokal," kata Misri.
Kemudian untuk mengatisipasi penyebaran lebih luas setelah mengisolasi Pasien Positif Covid-19. Pemkab Meranti menetapkan Pembatasan Sosial skala tertentu (PSST). "Kami mengunci Desa Bandul selama 2 X 14 hari pertama baik bagi warga yang ingin keluar maupun yang masuk," ucap Misri.
Setelah dilakukan upaya tersebut, dan dilakukan Rapid Test massal di Desa Bansul, hasilnya indek penularan Civid-19 sebesar 0.99. Artinya antisipasi penularan Virus yang dilakukan Pemkab Kepulauan Meranti cukup efektif.
Sejauh ini dijelaskan Misri, jumlah total warga ODP di Meranti sebanyak 8.459, dinyatakan sembuh sebanyak 8087 orang, Jumlah PDP 14 orang dan semuanya sembuh. Sebanyak 12 Pasien positif Covid-19 sudah sembuh dan dipulangkan, untuk kasus kematian masih 0.
Selanjutnya Kebijakan Pemda lainnya untuk penanganan Covid-19 di Meranti adalah dengan membangun ruang Isolasi, serta menyiapkan APD di tiap Puskemas. "Di sini kami merenovasi ruang BLK menjadi ruang Isolasi begitu juga Aula RSUD Meranti untuk mengatisipasi terjadinya gelombang ke dua penyebaran Virus Covid-19. Dan terakhir kami melakukan rapat untuk persiapan New Normal yang akan diberlakukan pada 1 Juli 2020 mendatang," jelasnya lagi.
Senada dengan Asisten I Sekdakab. Meranti, keberhasilan Meranti mencegah penularan Virus Covid-19, dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara terus-menerus agar menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi aktifitas di luar rumah. Apalagi dalam menyabut Era New Normal saat ini yang pada dasarnya bukan kembali normal seperti biasa tapi tetap dibatasi dengan secara disiplin mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19.
"Caranya dengan mengencarkan sosialisasi protokol Kesehatan dari Tim Gugus Tugas dalam hal ini Sapol PP, Kepolisian, Pihak Dinas Kesehatan dan Perhubungan di titik-titik strategis yang banyak mengundang kerumunan masa seperti pasar, swalayan dan warung-warung kopi," jelas Kadiskes Meranti.
Begitu juga dalam pelaksanaan ibadah di Masjid Pemda dan MUI serta tokoh agama senantiasa memberikan pengertian kepada masyatakat hingga memahami dan mau mematuhi surat edaran yang telah dikeluarkan.
Agar warga kurang mampu dan terdampak Covid-19 dapat bertahan yang tak kalah penting adalah melakukan penyaluran bantuan sosial secara merata diseluruh wilayah Kecamatan dan Desa.
Terakhir, dijelaskan Kabag Hukum Setdakab Sudandri, menyangkut kebijakan sejauh ini Pemkab. Meranti telah mengeluarkan 15 regulasi dan surat edaran. "Ini kita lakukan untuk mengantisipasi permasalahan hukum dikemudian hari," ucap Sudandri. (advertorial)
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kepulauan Meranti |
01
02
03
04
05
Indeks Berita