Ilustrasi Pasukan perdamaian PBB asal Indonesia (dok. Puspen TNI)
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Prajurit TNI Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi gugur saat bertugas perdamaian dunia di misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/6/2020). Serma Rama merupakan anggota Detasemen Peralatan (Denpal) 14 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan.
Komandan Resor Militer 031/Wira Bima, Brigjen TNI M Syech Ismed, mengatakan bahwa jenazah Serma Rama akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekanbaru. "Dimakamkan di TMP, istrinya di sini (Riau)," ujar Ismet, Rabu (24/6/2020).
Ismet menyebutkan, pihaknya masih menunggu informasi dari Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) terkait pemulangan jenazah Serma Rama. "Mungkin dalam beberapa hari ke depan," ucap Ismet.
Selain itu, kata Ismet, TNI Angkatan Darat juga mengusulkan kenaikan pangkat untuk Serma Rama. "Dari Angkatan Darat mengusulkan ke Mabes TNI. Kita tunggu," tambah Ismet.
Almarhum Serma Rama beralamat di Jalan Garuda Sakti Kilometer 6 Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Sejak kabar kematian almarhum, rumah keluarga mulai ramai sejak pagi. Sejumlah papan bunga ucapan duka juga menghiasi kediaman duka.
Kabar gugurnya Serma Rama Wahyudi disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa (23/6/2020). Dia menyebutkan seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo dilaporkan meninggal dunia.
“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Retno.
Retno menyampaikan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan.
Mengutip laporan AFP dari sumber PBB, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin malam (22/6/2020) di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Patroli mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan itu, yang katanya dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara tersebut.
Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu. ADF adalah gerakan muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an, yang menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.