PEKANBARU (CAKAPLAH) - Rombongan DPRD Riau yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Riau, Zukri menemukan keganjilan saat sidak ke SMAN 8 Pekanbaru. Dimana dari yang mendaftar lebih banyak yang menggunakan Surat Keterangan Domisili dibanding Kartu Keluarga.
Kemudian, kejanggalan selanjutnya adalah setelah dilakukan pengecekan, sekolah menerima 127 pendaftar yang menampilkan Suket Domisili, sedangkan setelah sekolah telusuri ke Kelurahan, Lurah hanya mengeluarkan 78 Suket Domisili.
"Temuan kita satu lagi tadi adalah ada calon siswa yang mendaftar dengan tiga Suket Domisili yang berbeda. Kemudian ada 78 suket yang dikeluarkan versi Kelurahan Cinta Raja, tapi diverifikasi di sekolah ada 127. Jadi ini kita ingatkan ke walikota, untuk mengevaluasi lurah-lurahnya. Jangan sampai PPDB ini jadi ladang mencari keuntungan pribadi," tegasnya.
Dengan sisa waktu satu hari pendaftaran online tersebut, Zukri meminta kepada kepala sekolah untuk melakukan perbaikan dan verifikasi ulang.
"Sekolah juga tadi sudah menyatakan memperbaikinya. Yang suket ditolak dulu baru diverifikasi. Dan mereka bilang sekarang sedang verifikasi faktual," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, Zukri meminta kepada sekolah-sekolah lain di Kota Pekanbaru dan kabupaten kota, agar jangan percaya begitu saja dengan data surat keterangan domisili.
"Memang Kemendikbud memperbolehkan suket. Tapi kan prioritas sekarang KK. Kemudian kita minta kelurahan jangan bermain - main. Intinya evaluasi. Apakah ini akan diperpanjang atau bagaimana, ini tergantung evaluasi nanti. Kita sampaikan ke dinas bahwa memang banyak ada temuan kejanggalan di lapangan," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Kota Pekanbaru |