PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penerapan sistem zonasi dan persyaratan surat keterangan domisili dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA di Kota Pekanbaru memicu polemik.
Ada dugaan 'permainan' surat domisili agar bisa masuk zona SMA Negeri favorit. Dugaannya, calon peserta didik bisa mendapatkan surat domisili dengan membayar sejumlah uang, bahkan harganya mencapai Rp5 juta.
Dengan mengantongi surat domisili dekat dengan sekolah calon siswa bersangkutan berpotensi diterima dalam PPDB.
Benarkah ada permainan dalam mendapatkan surat domisili? Ini pengakuan ketua Rukun Tetangga sekitar sekolah.
"Dari tahun ke tahun surat domisili memang diberlakukan, cuma masalahnya sekarang ini disalahgunakan oleh oknum-oknum RT, RW dan juga pihak dari Kelurahan," cakap Ketua Zulkifli, Ketua RT 03 RW 05 Kelurahan Suka Mulia, Kecamatan Sail, Kamis (25/06/2020).
Disalahgunakan yang dimaksudkan oleh Zulkifli adalah banyak masyarakat yang mengurus surat domisili untuk bersekolah di SMAN Pekanbaru, namun masyarakat yang mengurus tersebut bukanlah warga asli tempatan di RT ataupun RW tersebut.
"Surat domisili ini adalah domisili fiktif, banyak RT dan RW yang sudah menyampaikan permasalahan ini. Dan permasalahan ini timbul setelah warga tempatan yang benar-benar warga setempat tersisih di SMAN 8 Pekanbaru," jelasnya.
Lanjut Zulkifli akibat dari adanya warga yang membawa surat domisili fiktif ini, banyak dari warga tempatan yang seharusnya bisa mengenyam pendidikan di SMAN 8 Pekanbaru menjadi tersisih.
"Temuan tadi malam bersama RT dan RW lainnya beserta orang tua calon murid SMAN 8 Pekanbaru ada menemukan satu orang di luar zonasi bisa masuk kedalam SMAN 8 Pekanbaru," cakapnya lagi.
Lanjut Zulkifli, dirinya tidak menampik bahwa ada isu yang menyebutkan bahwa untuk mengurus surat domisili untuk bersekolah di negeri favorit di Pekanbaru harus merogoh kocek yang tentu tidak sedikit.
"Kami memang mendapatkan informasinya, tetapi kami belum bisa membuktikan. Bahkan ada yang lebih dari angka yang dibilang tadi (Rp5 juta, red), ada yang sampai puluhan juta," tukasnya.
Sementara itu Firdaus, Ketua RW 03 Kelurahan Cinta Raja Kecamatan Sail meminta agar ketua komite sekolah yang memang ditunjuk untuk mengakomodir keluh kesah masyarakat agar merangkul RT dan juga RW setempat.
"Karena RT dan RW yang lebih tahu siapa warganya dan kondisi warga, dengan begitu pihak sekolah mudah untuk berkomunikasi dengan masyarakat," cakapnya.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Kota Pekanbaru |