Jakarta (CAKAPLAH) - Sejumlah perusahaan besar dunia ramai-ramai menyampaikan akan menghentikan iklan di Facebook, Instagram dan Twitter.
Unilever memutuskan untuk menghentikan iklan di platform sosial media tersebut setidaknya hingga 31 Desember.
Menurut pernyataan perusahaan pada Jumat (26/6/2020), alasan dari penghentian iklan tersebut adalah karena kondisi di AS saat ini sedang ramai diwarnai perpecahan atau polarisasi.
"Mengingat Kerangka Tanggung Jawab kami dan atmosfer yang terpolarisasi di AS, kami telah memutuskan bahwa mulai sekarang hingga setidaknya akhir tahun, kami tidak akan menjalankan iklan merek di platform newsfeed media sosial Facebook, Instagram dan Twitter di AS," kata Luis Di Como, EVP Global Media Unilever, dalam sebuah pernyataan.
"Terus beriklan di platform-platform itu saat ini tidak akan menambah nilai bagi orang-orang dan masyarakat. Kami akan terus memantau dan akan meninjau kembali posisi kami saat ini jika perlu," tambahnya, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
Namun demikian, perusahaan yang berbasis di London, Inggris itu mengatakan akan mempertahankan investasi media yang telah direncanakan di AS dengan beralih ke media lain.
"Kami secara aktif terlibat dengan semua platform digital untuk membuat perubahan yang berarti dan memengaruhi kepercayaan dan transparansi," kata pernyataan itu.
"Kami telah membuat kemajuan besar, dan kami mengakui upaya mitra kami, tetapi ada banyak hal yang harus dilakukan, terutama dalam bidang perpecahan dan kebencian selama periode pemilihan terpolarisasi di AS ini."
Menurut perusahaan analisis pemasaran Pathmatics, Unilever telah menghabiskan lebih dari US$ 11,8 juta untuk beriklan di Facebook di AS tahun ini.
Pada Jumat, saham Facebook ditutup anjlok lebih dari 8%, sementara saham Twitter ditutup turun lebih dari 7%.
Langkah Unilever ini setelahnya diikuti oleh perusahaan besar dunia lainnya, termasuk Coca-Cola, Levi's, Dockers dan Hershey's.
Hershey's mengumumkan pada Jumat juga bahwa mereka akan memotong iklan di Facebook dan bergabung dengan boikot #stophateforprofit.
"Kami tidak percaya bahwa Facebook mengelola pidato kekerasan dan memecah belah secara efektif di platform mereka. Meskipun pernyataan berulang oleh Facebook untuk mengambil tindakan, kami belum melihat perubahan yang berarti," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
"Awal bulan ini kami menyampaikan pada Facebook bahwa kami tidak senang dengan sikap mereka tentang pidato kebencian. Kami sekarang telah memotong pengeluaran kami di Facebook dan platform mereka, termasuk Instagram, hingga sepertiga untuk sisa tahun ini. Kami berharap Facebook akan mengambil tindakan dan menjadikannya tempat yang aman bagi konsumen untuk berkomunikasi dan berkumpul. Sebagai sebuah perusahaan, kami mendukung nilai-nilai kebersamaan dan inklusi dan kami teguh dalam komitmen kami untuk membuat perbedaan dan menjadi bagian dari perubahan positif."
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | cnbcindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |