PEKANBARU (CAKAPLAH) - Jenazah almarhum Pembantu Letnan Dua (Pelda) Anumerta Rama Wahyudi telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Dharma, siang tadi. Istri almarhum mengajak semua masyarakat untuk mendoakan suaminya.
"Insya Allah kami kuat dengan kepergian almarhum. Kami juga minta doanya agar beliau tenang di sana dan diridhoi oleh Allah SWT," kata Anita, istri almarhum kepada CAKAPLAH.com, Jumat (3/7/2020).
Selain itu, terkait kepergian almarhum sang istri juga telah memberitahukan kepada ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
"Anak-anak sudah saya sampaikan bahwa ayahnya telah pergi, tetapi mereka belum tahu sepenuhnya, hanya tahu begitu saja," katanya.
Saat sang istri almarhum memanggil salah seorang anak laki-lakinya dan menanyakan ayah dimana, sang anak menjawab bahwa ayahnya sudah pergi ke surga. "Ayah sudah pergi ke surga," jawabnya.
"Anak-anak kami ini hanya tahu bahwa ayahnya sudah pergi ke surga," pungkasnya.
Pelda Anumerta Rama Wahyudi sebelumnya berpangkat Sersan Mayor. Prajurit Angkatan Darat ini bertugas di Satuan Detasemen Peralatan 1/4 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan.
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi M P Sibuea, mengatakan, Pelda Anumerta Rama gugur pada Senin (22/6/2020) malam usai serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
Ketika perjalanan kembali ke Central Operation Base (COB), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo.
Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo. Selain Pelda Anumerta Rama Wahyudi, serangan itu juga melukai seorang prajurit TNI lain.