Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinasti politik kembali menjadi perbincangan dalam kontestasi Pilkada serentak di Riau. sejumlah figur yang maju memiliki hubungan keluarga dengan kepala daerah aktif, non aktif ataupun yang sudah mantan kepala daerah.
Setidaknya terdapat empat dari sembilan calon yang memiliki hubungan keluarga dengan bupati aktif, non aktif dan mantan bupati.
Sebut saja Adi Sukemi yang bakal maju di Pilkada Pelalawan. Ketua DPRD dan Golkar Pelalawan ini merupakan putra kandung Bupati Pelalawan saat ini, HM Harris. Ia digadang-gadang berpasangan dengan M Rais dan telah mendapat dukungan dari DPP Golkar.
Selanjutnya ada nama Rezita Meylani SE yang notabene adalah istri dari Bupati Indragiri Hulu (Inhu) saat ini, Yopi Arianto.
Rezita berpasangan dengan Drs H Junaedi Rahmat MSi dan diusung partai Golkar.
Selain mereka, juga terdapat nama Kasmarni yang maju di Pilkada Bengkalis. Ia merupakan istri bupati non aktif Amril Mukminin yang saat ini tersandung kasus dugaan korupsi yang sedang ditangani KPK.
Kasmarni sudah mendapatkan sejumlah partai pengusung, diantaranya PAN, PKB, dan Nasdem.
Berikutnya terdapat nama Andi Putra yang merupakan putra dari mantan Bupati Kuansing, Sukarmis. Andi yang saat ini merupakan ketua DPRD Kuansing menyatakan maju di Pilkada 2020 ini.
Andi bakal maju bersama pasangannya Suhardiman Ambi dan diusung partai Golkar.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), DR Aidil Haris mengatakan, isu dinasti politik pada hari ini memang mulai mencuat, menyusul pengumuman Paslon yang diusung partai politik.
Hanya saja, kata Aidil, isu dinasti politik yang dihembuskan saat ini tidak banyak mempengaruhi masyarakat.
"Untuk isu dinasti politik yang berhembus saat ini tidak berefek signifikan. Semua itu tergantung track record pendahulu dan penerusnya," ungkap Aidil.
Dipaparkannya, jika track reccord si pendahulu kinerjanya memuaskan masyarakat, maka isu dinasti politik akan dianggap angin lalu saja oleh masyarakat.
Namun jika track record kurang memuaskan, pasti akan berdampak negatif pula bagi si penerusnya.
"Jadi kalau track recordnya bagus ya jadi harapan bagi masyarakat. Sekarang bagaimana mereka membranding kalau mereka mampu melanjutkan itu," ulasnya.
Ia mencontohkan calon bupati Pelalawan, Adi Sukemi yang merupakan anak HM Harris bupati Pelalawan saat ini. Ia juga tercatat sebagai Ketua DPRD Pelalawan. Namun hal itu, kata Aidil tidak, menjamin akan mudah terpilih.
"Kita lihat Adi Sukemi selama jadi ketua DPRD, pro rakyat atau tidak? Saat Pileg lalu bagaimana suaranya, signifikan atau tidak? Bapaknya sebagai Bupati di mata masyarakat pro rakyat atau tidak? Itu yang akan memberikan efek baginya. Kalau sudah bagus, maka isu politik dinasti tak lak dijual saat kampanye nanti," pungkasnya.
Begitu juga dengan di Pilkada Inhu. Aidil meyakini masyarakat tidak akan terpengaruh dengan isu dinasti politik, jika Yopi selama menjabat bupati dua periode mampu membangun Inhu dan mensejahterakan masyarakatnya.
"Di Inhu juga begitu, bagaimana Yopi memimpin Inhu? Kalau masyarakat menilai bagus, ketika istrinya maju akan jadi nilai plus. Tapi kalau tidak, akan menjadi bumerang," papar Aidil Haris.
Sedangkan di Pilkada Bengkalis kemungkinan isu ini juga bakal dimainkan oleh lawan politik Kasmarni. Hanya saja, isu kasus hukum yang menerpa Amril Mukminin lebih banyak menyita perhatian.
Begitu juga Andi Putra yang merupakan anak dari Sukarmis, mantan bupati Kuansing dua periode. Kinerja Sukarmis selama memimpin Kuansing dua periode akan mempengaruhi dukungan di Pilkada nanti.
"Jadi isu dinasti politik ini pengaruh atau signifikansinya rendah. Masyarakat juga sudah cerdas dalam berpolitik dan melihat calonnya," tuturnya.