Riyan sat menerima santunan anak yatim dari lembaga sosial
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Rianda, anak yatim yang sempat terancam putus sekolah karena tak diterima daftar melalui jalur afirmasi, akhirnya bisa bernafas lega. Ia mendapatkan informasi dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau akan disekolahkan di SMK 5 Pekanbaru.
Rian pun tak tahan menahan harunya setelah didatangi pihak sekolah SMK 5 Pekanbaru, untuk mensurvei langsung rumah dan kondisi keluarganya, di Jalan Baung, Perumnas, Rumbai.
“Alhamdulillah bang, saya tadi dikunjungi pihak sekolah SMK 5. Besok disuruh membawa berkas ke sekolah. Saya senang kali bisa sekolah, ibu saya awalnya berat mau sekolahkan saya di swasta kalau tak diterima di sekolah negeri. Tadi ibu tak ada di rumah waktu orang dinas ke rumah, ibu pagi-pagi dah ngojek,” kata Rianda, Selasa (14/7/2020).
Sementara itu, orang tua Rianda, Linda ketika dihubungi mengaku sangat bersyukur pemerintah mau mendengar keluhannya. Tak ada yang bisa diucapkan selain doa dan rasa syukur. Anaknya Rian bisa sekolah di sekolah negeri.
“Terimakasih ya Allah, Terimakasih kasih banyak kami ucapkan kepada bapak gubernur provinsi Riau, bapak Kadisdik provinsi Riau yang telah membantu anak yatim ini. Kami ini dari keluarga yang tidak mampu. Kalau sekolah swasta saya tak sanggup,” kata Linda.
“Semoga Allah SWT membalas segala bantuan dari bapak dengan pahala yang berlipat ganda, diberikan kesehatan dan dimurahkan rezeki buat bapak sekeluarga, aamiin,” ungkap Linda, sambil berdoa.
Sebelumnya diberitakan, ketika seluruh siswa sudah memulai pelajaran tahun ajaran baru, Riyan justru terancam tak sekolah. Karena belum ada sekolah negeri yang mau menerimanya masuk melalui jalur afirmasi.
Riyan hanya bisa pasrah. Ibunya berprofesi sebagai tukang ojek tak sanggup mendaftarkannya ke sekolah swasta. Sementara ayah sudah lama meninggal dunia. Penghasil tak tetap sang ibu dicukup-cukupkan untuk menghidupi 3 adik-adiknya yang duduk dibangku SD dan SMP. Karena itu, ketika sekolah negeri yang jadi harapan menimba ilmu tak menerimanya, ia tak sanggup masuk ke sekolah swasta.
“Saya sangat ingin sekali melanjutkan sekolah, tapi apa daya ibu saya hanya tukang ojek, ayah saya sudah meninggal dunia. Saya sudah mendaftar di SMK 7 Pekanbaru dengan jalur afirmasi saat PPDB lalu, tapi hanya waktu dua hari nama saya hilang,” kata Riyan.
“Saya mencoba lagi mendaftar ke SMK 5 lewat jalur afirmasi, tapi di akhir-akhir pendaftaran nama saya kembali hilang. Padahal pada saat pendaftaran terakhir dan penutupan pendaftaran nama saya masih ada. Mau masuk sekolah swasta ibu saya bilang tidak ada biaya, kini saya berharap kepada pak Gubernur mau memasukkan nama saya di sekolah negeri,” harap Riyan.
Dikatakan Riyan, ia banyak membaca berita bahwa pemerintah Provinsi Riau akan menggratiskan sekolah bagi siswa tidak mampu. Namun kenyatannya tidak seperti yang dikatakan pemerintah Provinsi Riau. Ternyata siswa miskin seperti dirinya yang juga anak yatim tidak bisa sekolah di sekolah negeri yang katanya tidak berbayar.
Penulis | : | CK1 |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Pendidikan, Riau |