Ilustrasi (detikcom)
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinas Pendidikan Provinsi Riau belum menyelesaikan pendataan tentang Penerimaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Padahal, siswa SMA/SMK sederajat telah menjalani proses belajar mengajar, baik secara daring maupun langsung, mulai Senin (13/7/2020).
Sekretaris Disdik Riau, Ahyu Suhendra, saat dikonfirmasi mengatakan, ia belum menerima data hasil PPDB tahun 2020 dari ketua panitia PPDB. Jika data PPDB telah dilaporkan barulah bisa dipetakan berapa jumlah siswa yang diterima tahun ini, dan berapa yang tidak masuk ke sekolah negeri.
“Saya belum terima laporan jumlah siswa yang diterima setelah PPDB. Mungkin lagi proses, ketua panitianya kan sudah ditunjuk. Kita tunggu saja hasil dari PPDB dan sekolah-sekolah yang telah menerima siswa di sekolah negeri,” jelas Ahyu.
“Kalau sekolah swasta, nanti kita akan kumpulkan untuk menyelesaikan terkait dengan dana Bosda yang akan diterima per siswanya. Karena Gubernur sudah memberikan Bosda untuk swasta sebesar Rp400 ribu per siswa, sehingga bisa membantu siswa yang tidak mampu bersekolah di swasta,” jelasnya lagi.
Disinggung berapa banyak siswa yang putus sekolah pada tahun 2019 yang lalu, Ahyu menjelaskan, data yang dihitungnya ada sebanyak 3.377 orang. Dan data ini dihitungnya setelah mendata dari sekolah-sekolah se-Kabupaten Kota.
“Untuk tahun ajaran 2018/2019 anak yang berhenti sekolah alias putus sekolah untuk SMA dan SMK sebanyak 3.377 orang. Rata-rata memang karena kondisi ekonomi yang memaksa mereka tidak bisa bersekolah,” jelasnya.
“Nah dengan adanya Bosda untuk sekolah swasta ini, tentunya akan mengurangi siswa yang putus sekolah yang sekolah di swasta, karena mereka dibiayai melalui Bosda, sesuai arahan gubernur,” tutupnya.
Penulis | : | CK1 |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Pendidikan, Riau |