
![]() |
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan MSi mengakui peralatan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang ada di Kota Sagu sudah memadai. Namun demikian, diingatkan kepada seluruh unsur agar maksimal mengantisipasi terjadinya Karhutla di kabupaten termuda se Riau ini.
Hal itu sebagaimana diungkapkan H Irwan saat berbincang-bincang dengan CAKAPLAH.com di Selatpanjang belum lama ini.
Kata Irwan, hingga saat ini peralatan untuk memadamkan Karhutla sudah memadai. Dalam hal mengatasi Karhutla, Pemda Meranti sangat siap menjadi kekuatan inti dan tidak semata-mata mengandalkan pihak swasta. "Sebenarnya peralatan kita cukup lumayan," kata Bupati Irwan.
Dengan peralatan yang memadai, Bupati Irwan tak ingin terkesan lengah sehingga akan terjadi kebakaran seperti tahun sebelum-sebelumnya. Ia minta seluruh pihak terkait, terutama camat, kades hingga Masyarakat Peduli Api (MPA) harus meningkatkan kewaspadaan. Camat diminta melakukan pengecekan terhadap peralatan, kades harus mengaktifkan lagi MPA dan gencar melakukan patroli di kawasan-kawasan yang rawan terbakar atau menjadi tempat langganan kebakaran.
"Langkah pertama kita perkuatkan di dalam. Kita konsolidasi dengan seluruh camat, kepala desa dan MPA," ujar H Irwan.
Meski siap dalam segi personil dan peralatan, diakui H Irwan juga, Pemkab akan mengundang seluruh perusahaan yang beroperasi di Kepulauan Meranti.
Perusahaan diminta komitmennya untuk ikut berkontribusi menjaga daerah agar tidak terjadi Karhutla. Sebab, bagaimanapun keberadaan perusahaan dinilai menjadi salah satu penyumbang kebakaran.
"Karena, dengan keberadaan mereka (perusahaan-red), tanah-tanah menjadi lebih cepat kering, mereka harus berpartisipasi juga," ujar H Irwan.
Kata H Irwan lagi, mengacu pada pengalaman yang telah sudah, meski sudah memiliki peralatan yang memadai dan personil yang cukup, namun saat pemadaman pasti menemui kendala. Diantaranya, susahnya mendapatkan sumber air dan lokasi kebakaran jauh di tengah hutan yang tak memiliki akses jalan menuju sumber api.
"Ini kendala yang kita hadapi setiap kebakaran. Kalau sudah begini, kita minta bantuan ke BPBD Provinsi Riau untuk melakukan water bombing di lokasi Karhutla," ungkap H Irwan.
Supaya kejadian tidak terulang setiap tahun, Irwan minta semua pihak maksimal dalam rangka mengantisipasi terjadinya Karhutla. Katanya, kalau bisa mencegah, kenapa harus memadamkan setelah terjadi kebakaran.
"Makanya, menghadapi masuknya musim kemarau, kita sudah melakukan langkah-langkah antisipasi. Kalau ini tidak dilakukan, kita akan kecolongan," tegas H Irwan.
Untuk di Kepulauan Meranti, ada beberapa perusahaan besar yang beroperasi. Seperti di Pulau Padang, ada PT EMP Malacca Strait SA dan PT RAPP. Sedangkan di Pulau Rangsang ada PT Sumatera Riang Lestari (SRL) dan di Pulau Tebingtinggi tepatnya di Kecamatan Tebingtinggi Timur ada PT National Sago Prima (NSP).
Saat ini, program reward kepada desa yang berhasil menjaga wilayahnya dari kebakaran, baru dilakukan PT RAPP. Selama dua tahun program itu dilaksanakan. Di Meranti, sejak tahun 2017 hingga 2019 sebanyak 12 desa masuk dalam progam tersebut. Bagi desa yang berhasil menjaga wilayahnya agar tak terbakar dalam rentang waktu sekitar 4 bulan, diberikan reward dalam bentuk pembanguan senilai Rp100 juta.
Program ini kembali dilanjutkan pada tahun 2020. Namun, di tahun ini tidak lagi ada reward uang Rp100 juta dalam bentuk pembangunan, dan desa yang diikutsertakan juga berkurang dua desa, menjadi 10 desa saja. MoU dengan 10 desa di Pulau Padang itu telah dilakukan pada tanggal 30 Juni 2020 yang lalu.
"Alhamdulillah PT RAPP telah menginisiasi dan mereka mau memberikan kontribusi, kita harap perusahaan lain juga meniru langkah-langkah yang telah dilakukan PT RAPP," kata H Irwan. (Advertorial)
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kepulauan Meranti |










































01
02
03
04
05




