Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan Juli tahun 2020 Riau mengalami deflasi sebesar -0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,62.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Riau Misfaruddin, Kamis (6/8/2020). Ia mengatakan untuk inflasi Tahun Kalender yakni Juli 2020 - Desember 2019 sebesar 0,92 persen dan Inflasi Year on Year Juli 2020 terhadap Juli 2019 sebesar 0,60 persen.
"Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami deflasi, yaitu Kota Pekanbaru sebesar -0,20 persen, Kota Dumai sebesar -0,26 persen dan Kota Tembilahan sebesar -0,75 persen," ujar Misfaruddin, Kamis (6/8/2020).
Ia mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada empat kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar -0,86 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,79 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar -0,01 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terhadap penurunan harga pada Juli 2020, antara lain bawang merah, tarif angkutan udara, ayam hidup, daging ayam ras, bawang putih, jeruk, gula pasir, wortel, tarif kendaraan travel, kangkung, daun bawang dan ikan nila," Cakapnya.
Lanjut Misfaruddin, untuk lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,38 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen.
Sedangkan dua kelompok lainnya yaitu kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dan kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.
"Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap peningkatan harga antara lain cabai merah, emas perhiasan, telur ayam ras, cabai rawit, air kemasan, minyak goreng dan mobil," sebutnya.
Lanjut Misfaruddin, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 19 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar -0,76 persen, diikuti oleh Kota Tembilahan sebesar -0,75 persen dan Kota Bukittinggi sebesar -0,39 persen.
"Di Indonesia, dari 90 kota yang menghitung IHK, 61 mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar -1,09 persen, diikuti Kota Ternate sebesar -0,95 persen dan Kota Pematang Siantar sebesar -0,76 persen," tutupnya.