PEKANBARU (CAKAPLAH) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menganugerahi gelar istimewa untuk mantan Gubernur Riau Almarhum Brigjend TNI (Purn) Arifin Achmad. Arifin Achmad adalah Gubernur ketiga yang menjabat pada periode 1966-1978.
Gelar tersebut adalah, Datuk Seri Indera Perkasa Negeri yang arti makna frase gelar adat adalah menyarankan pengertian orang patut yang bercahaya dengan kemampuan besar merasakan jiwa dan raga daerahnya untuk dituangkan dalam kerja nyata.
Penyerahan gelar adat diterima adik nomor 9 Arifin Achmad, Hayati Achmad dalam kegiatan penabalan di Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Sabtu (9/8/2020).
Ketua Panitia Penyerahan Gelar Adat, Datuk Raja Yoserizal Zen mengatakan, pemberian gelar istimewa ini sudah berdasarkan kajian yang matang dan musyawarat bersama pengurus LAMR. Sepatutnya penabalan telah dilakukan pada tahun lalu bertepatan ulang tahun emas LAMR yang ke-50.
"Gelar istimewa yakni Datuk Seri Indra Perkasa Negeri ini sudah sepantasnya diberikan kepada beliau, menimbang jasa besarnya dalam melestarikan adat budaya Melayu daerah," kata Raja Yoserizal.
Dalam kata elu-eluan, Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, jasa almarhum Arifin Achmad paling besar adalah berhasil membentuk lembaga adat, yang dulu bernama Lembaga Adat Daerah Riau, telah menghadirkan perhimpunan orang Melayu hingga sekarang sudah berusia 50 tahun.
"Adapun kenapa gelar adat istimewa, ini baru kali pertama. Karena beliaulah perintis awal pembentukan LAM Riau, kemudian ini juga karena pemberian pertama untuk yang sudah almarhum. Biasanya kan LAM memberi gelar kepada yang masih hidup," katanya.
"Almarhum pak Arifin ini apa yang sudah dirintisnya, adat dan budaya Melayu saat sekarang sudah berkembang dengan baik. Bahkan makin kuat dengan terbentuknya Peraturan Daerah Hak Masyarakat Adat, dimana LAMR diberi tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut oleh pemerintah daerah," cakapnya lagi.
Sejak dicetusnya Visi Riau 2020 yang ingin menjadikan daerah ini sebagai pusat budaya Melayu di Asia Tenggara, Syahril menyebutkan saat ini Riau telah terwujud sebagai barometer budaya Melayu Nusantara. "Banyak pihak menjadikan Riau sebagai acuan budaya Melayu," sambung dia.
Sementara itu, anak sulungnya, Joycely Damayanti yang tersambung dengan virtual karena tidak bisa hadir langsung karena sedang berada di luar negeri mengaku amat berterima kasih atas anugerah yang diberikan oleh LAMR, sebagai bentuk kepedulian ingatan generasi masa depan terhadap karya seorang sosok Brigjend TNI (Purn) Arifin Achmad.
"Riau dan budaya Melayu tak akan terpisah dari jiwa raga kami. Karena apa yang telah dirintis oleh Bapak Arifin Achmad selalu menjadi motivasi bagi kami untuk selalu mengingat tanah luhur bumi Melayu Riau," kata Joycely melalui virtual.
Dalam riwat perjalanannya yang dibaca oleh Sekretaris MKA LAMR, H Taufik Ikram Jamil menceritakan, almarhun Arifin Achmad adalah putera tempatan pertama yang diberikan kepercayaan memimpin Riau dengan periode cukup panjang.
Selama memimpin Riau, selain telah membangun budaya daerah, karya Arifin Achmad juga dirasakan saat ini antara lain jembatan lighton I di Kota Pekanbaru dan juga jembatan Rantau Berangin di Kabupaten Kampar. Arifin Achmad juga pencentus atas berdirinya Masjid Raya Annur dan Kantor Gubernur Riau.
Penyerahan warkah adat dan surat keputusan dilakukan oleh Ketua MKA LAMR Datuk Seri Al azhar, Ketua DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, dan majelis kehormatan Danrem 031/Wirabima Brigjend TNI M. Syech Ismed. Kegiatan penabalan adat juga turunt disaksikan secara virtual oleh Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si dari kediaman dinas serta anak dan keluarga almarhum dari Melbourne, Australia.