Dr drh Chaidir
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) Dr drh Chaidir, mengatakan bahwa semua pihak mesti bersyukur berkesempatan merayakan Hari Jadi ke-63 Provinsi Riau. Sembari melakukan introspeksi melihat ke belakang sejenak untuk kemudian menatap masa depan.
"Kufur nikmat kita namanya kalau kita sebut Riau belum maju. Riau sudah maju tapi masih banyak yang perlu kita benahi," kata Chaidir, Senin (10/8/2020).
Mantan Ketua DPRD Riau dua periode ini mengatakan, kemiskinan masih sekitar 7 persen. Sarana dan prasarana pendidikan dasar masih memprihatinkan. Pembangunan infrastruktur relatif masih tertinggal dibanding provinsi tetangga seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Fasilitas kesehatan masyarakat sekarang baru terasa sangat minim ketika kita dilanda pandemi.
"Ke depan tentu tidak mudah. Sebab disamping kita harus mengejar ketertinggalan, pada saat yang sama pemprov dan pemkab/kota terpaksa harus menyisihkan anggaran untuk penanggulangan Covid-19, baik dalam bentuk penyediaan fasilitas kesehatan, maupun dalam bentuk bantuan langsung dan stimulus UMKM. Pemerintah harus tetap berikhtiar agar masyarakat tetap produktif. Pada sisi lain kita akan semakin susah mendapatkan DBH (Dana Bagi Hasil). Sekitar 65 persen APBD kita berasal dari DBH, sementara DBH pasti jumlahnya menurun apalagi dikaitkan dengan harga minyak dunia yang anjlok menjadi sekitar tinggal 25 dolar AS perbarel dari asumsi dalam penyusunan APBN 55 dolar AS perbarel," papar Chaidir.
Chaidir mengatakan, dirinya membaca pidato Gubri saat paripurna HUT Riau ke-63. Bahwasanya Riau akan menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ok, tapi pemprov dan pemkab/pemko perlu membangun prasarana infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata. Demikian pula upaya peningkatan ekononi kreatif dan UMKM. Perlu stimulus dan kemudahan. Jaringan internet harus dibantu segera diperluas jaringannya sampai ke desa. Apalagi pola hidup baru yang berbasis digital semakin menjadi kebutuhan tidak hanya untuk mendukung pemasaran produk tapi juga untuk kegiatan belajar-mengajar," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, Chaidir mengatakan, dalam waktu dekat ini, Gubernur perlu menyatukan seluruh potensi daerah untuk merebut peluang alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina.
Berbagai komponen masyarakat tidak salah bila proaktif berjuang ke Jakarta. Tapi bila dilakukan sendiri-sendiri dan sporadis, ikhtiar kita dengan mudah dipatahkan Jakarta.
"Apalagi sekarang banyak pihak yang sudah berancang-ancang baik di daerah maupun Jakarta. Sekarang hanya Gubernur yang disegani untuk merangkul semua kekuatan. FKPMR sudah menyiapkan Pokok Pikiran tapi itu perlu kita respon bersama," cakapnya lagi.
Di samping migas, cakap Chaidir lagi, upaya Gubernur untuk mendapatkan bagi hasil yang realistis dari industri sawit perlu didukung bersama dengan menggerakkan semua kekuatan.
"Apabila semua pihak bergandengan tangan dan bersatu ibarat sapu lidi, Riau akan menjadi kekuatan yang disegani," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |