ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-Juni 2020 impor non migas Riau terutama berasal dari Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu US$ 109.86 juta atau tercatat penyumbang 16,54 persen dari sepuluh negara terbesar impor daerah ini. Hal ini menjadikan Tiongkok sebagai negara pemasok impor Non Migas terbesar ke Riau.
Hal ini disampaikan kepala BPS Riau Misfaruddin, Rabu (12/8/2020). Ia mengatakan negara selanjutnya yang menjadi pengimpor barang non migas terbesar ke Riau adalah Kanada US$ 95.97 juta (14,44 persen), Malaysia US$ 56.19 juta (8,46 persen), dan Perancis US$ 47.64 juta (7,17 persen).
"Adapun kontribusi keempatnya mencapai 46,61 persen terhadap keseluruhan impor non migas," ujar Misfaruddin, Rabu (12/8/2020).
Ia menjelaskan dari 10 negara utama pemasok barang impor non migas ke Riau pada bulan Juni 2020, sebanyak 7 negara mengalami penurunan, dan 3 negara mengalami kenaikan.
"Penurunan impor terbesar terjadi dari Negara Perancis US$ 27.26 juta, Swedia US$ 15.71 juta, dan Kanada US$ 9.93 juta. Sedangkan kenaikan impor terjadi dari Negara Finlandia US$ 3.15 juta, Singapura US$ 1.48 juta, dan Malaysia sebesar US$ 1.45 juta. Dilihat dari perkembangan impor non migas dari sepuluh negara utama selama periode Januari-Juni 2020 terhadap periode yang sama tahun 2019, naik sebesar 4,48 persen," sebutnya.
Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai impor pada periode Januari-Juni 2020, impor bahan baku/penolong memberikan kontribusi terbesar yaitu 83,03 persen, diikuti barang modal 13,12 persen dan barang konsumsi 3,85 persen.
Sebagai informasi adapun 10 negara utama pemasok barang impor non migas ke Riau adalah Kanada, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Australia, Jerman, Saudi Arabia dan Amerika Serikat.